Moskow (ANTARA) - Rusia tidak menutup kemungkinan untuk menyetop ekspor logam berharga seperti uranium, titanium, dan nikel ke Amerika Serikat, kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov pada Sabtu.

Namun, Rusia akan mempertimbangkan langkah itu secara hati-hati sebelum mengambil keputusan, katanya.

"Kemungkinan akan ada beragam tindakan ekonomi balasan (dari Rusia) terhadap sanksi (yang dijatuhkan AS)," kata Ryabkov.

"Kami sedang mengkaji untung-ruginya, menilai konsekuensinya; kami tak bisa begitu saja mengambil keputusan gegabah di sini,” kata dia saat menjawab pertanyaan wartawan soal pembatasan ekspor uranium, titanium, dan nikel Rusia ke AS.

Pemerintah Rusia di bawah Presiden Vladimir Putin berhati-hati untuk mengambil tindakan yang bisa disesali di kemudian hari, kata sang diplomat.

"Jadi, lihat saja nanti," ujarnya. "Namun, kami tidak bisa mengesampingkan tindakan balasan yang keras."

Ryabkov menyebut tindakan AS dan negara-negara Barat telah mencapai skala "agresi ekonomi total" terhadap Rusia.

"Oleh karena itu, respons kami juga akan maksimal," katanya, menambahkan.

Sebelumnya pada Rabu, Putin mengatakan bahwa Rusia, yang kaya dengan cadangan bahan mentah, harus mempertimbangkan pembatasan ekspor sejumlah bahan tersebut, termasuk uranium, titanium dan nikel.

Namun, hal itu jangan sampai merugikan kepentingan Rusia, katanya.

Sumber: Sputnik-OANA
​​​​​​​
Baca juga: Presiden Biden yakin Putin tidak akan bertahan dalam perang Ukraina
Baca juga: AS uji kesabaran Moskow bila izinkan Ukraina serang jauh ke Rusia

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024