Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Jumat pagi, melemah mendekati level Rp9.250 per dolar AS menjadi Rp9.238/9.241 dibanding hari sebelumnya Rp9.205/9.228, karena berlanjutnya pembelian dolar AS. "Pemburuan dolar AS oleh pelaku lokal itu mengakibatkan rupiah kembali terkoreksi sebesar 33 poin, meski ada pertumbuhan ekonomi AS pada semester kedua 2006 diperkirakan makin melambat, " kata Analis Valas PT Bank Simpanan Saudara, Yusuf, di Jakarta, Jumat. Menurut dia, pasar valas saat ini didominasi aksi beli dolar AS dan melepas rupiah, apalagi dengan melemahnya yen terhadap dolar AS setelah keluarnya data indeks harga konsumen Jepang yang mendorong pelaku asing membeli dolar. Dolar AS saat ini sedang bullish sedangkan yen bearish (lesu), ujarnya. Meskipun begitu, pasar saham Asia menguat akibat membaiknya bursa Wall Street, setelah merosotnya harga minyak mentah ringan AS dari 64 dolar AS menjadi 62,43 dolar AS per barel, katanya. Akibatnya, Indeks Nikkei Jepang naik 0,37 persen, indeks Kospi, Korea Selatan menguat 0,01 persen dan indeks SP/ASX 200, Australia melonjak 0,44 persen, katanya. Rupiah, lanjutnya, meski terpuruk hingga mendekati level Rp9.250 per dolar AS, namun dinilai masih wajar, karena masalah suplly dan demand yang biasa cenderung untuk membeli dolar AS setiap akhir bulan untuk membayar utang yang jatuh tempo. Walaupun demikian, rupiah akan kembali membaiknya, sehingga mata uang lokal mempunyai peluang untuk kembali menguat ke posisi Rp9.000 per dolar AS. Ini terjadi karena pelaku pasar masih memperhitungkan inflasi AS yang dinilai masih mengkhawatirkan," ujarnya. Dia mengatakan pelaku pasar juga menunggu kebijakan Bank Indonesia mengenai BI Rate apakah akan menurunkan lagi bunganya, meski laju inflasi bulan September cenderung menguat. Apabila BI Rate turun lagi, maka pasar makin cenderung untuk membeli dolar AS, karena tingkat differential bunga rupiah terhadap dolar AS makin berkurang, katanya. Karena itu, BI diharapkan akan segera memasuki pasar dengan melepas dolar AS, sehngga terhadap agak berkurang, tambahnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006