potensi hujan ringan hingga sedang baru akan terjadi pada akhir September
Pontianak (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali melaporkan peningkatan signifikan jumlah titik panas (hotspot) di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) seiring dengan berkurangnya intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir.
"Berdasarkan data terbaru, jumlah hotspot di Kalbar melonjak dari 150 titik pada Kamis (12/9/2024) pukul 23.00 WIB menjadi 827 titik pada Jumat (13/9/2024) pukul 23.00 WIB," kata Prakirawan cuaca BMKG Supadio Pontianak, Asyrofi di Pontianak, Sabtu.
Kenaikan ini dilaporkan oleh BMKG Kelas 1 Supadio Pontianak yang mencatat sebaran 827 hotspot di 10 kabupaten di Kalbar. Dari total tersebut, 21 hotspot memiliki tingkat kepercayaan rendah, 777 masuk dalam kategori sedang, dan 29 termasuk dalam kategori tinggi.
Kabupaten lainnya yang juga terdampak antara lain Sekadau dengan 38 titik, Melawi 31 titik, Kapuas Hulu 16 titik, serta Bengkayang dengan 2 titik, sementara Mempawah dan Kubu Raya masing-masing mencatat 1 titik hotspot.
“Empat wilayah lain, yaitu Kota Pontianak, Singkawang, Sambas, dan Kayong Utara, hingga saat ini belum terdeteksi hotspot," tuturnya.
Baca juga: BPBD Sumsel kerahkan helikopter padamkan karhutla di tiga kabupaten
Baca juga: BPBD Sumsel catat 530 titik panas terdeteksi sepanjang Juli 2024
Menurut dia, hingga 20 September 2024 mendatang, wilayah Kalbar diperkirakan akan terus mengalami cuaca cerah berawan dengan peluang hujan yang sangat rendah. Kondisi ini memungkinkan kemunculan lebih banyak hotspot, terutama di daerah-daerah yang rawan kebakaran hutan dan lahan.
"Kami perkirakan potensi hujan ringan hingga sedang baru akan terjadi pada akhir September di beberapa wilayah Kalbar. Namun, kepastian tersebut masih menunggu pembaruan data cuaca terkini," kata Asyofi.
Hujan dengan intensitas ringan (0-20 mm/hari) hanya tercatat di sebagian kecil wilayah Kabupaten Sanggau, Landak, dan Kapuas Hulu. Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang (21-50 mm/hari) terjadi di beberapa wilayah lainnya, dan hujan lebat (51-100 mm/hari) terpantau di area yang sangat terbatas.
Pemerintah daerah juga diharapkan terus memantau dan melakukan tindakan pencegahan guna menghindari meluasnya kebakaran yang dapat merugikan berbagai sektor, terutama lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Baca juga: Enam heli dikerahkan untuk padamkan api Karhutla 1.073 hektare di Riau
Baca juga: BPBD OKU gunakan aplikasi Brin Fire Hotspot untuk pantau karhutla
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024