...sampah liar....menjadi permasalahan yang serius..."

Bekasi (ANTARA News) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mempertimbangkan upaya pengolahan sampah warganya melalui sistem pembakaran atau insinerator.

"Cara pembakaran sampah adalah yang paling tepat dan tidak membutuhkan lahan yang luas," kata Kepala Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Bekasi, Junaedi, di Bekasi, Kamis.

Menurutnya, Dinas Kebersihan saat ini masih merasa kesulitan menangani sampah hasil produksi warganya di 12 kecamatan setempat.

Dari 1.700 ton sampah yang dihasilkan sekitar 2,4 juta jiwa penduduk Kota Bekasi, yang terangkut hanya sekitar 500 ton menuju TPA Sumurbatu.

"Sisanya, kini bertumpuk di ratusan lokasi dan menjadi sampah liar. Hal ini menjadi permasalahan yang serius dan sampai saat ini belum teratasi," katanya.

Kendala utama terjadinya sampah liar, kata dia, karena lahan di lokasi pembuangan TPA Sumurbatu, Kecamatan Bantargebang yang sangat terbatas.

"Luas TPA milik Pemkot Bekasi hingga sekarang hanya 12,3 hektare, dari total kebutuhan ideal 20 hektare," katanya.

Selain lahan TPA yang sangat terbatas, kata dia, jumlah armada angkutan sampah yang dimiliki saat ini pun juga sangat sedikit.

"Dari jumlah armada yang ada sebanyak 125 unit, juga tidak semuanya dapat dioperasikan karena kondisi rusak," katanya.

Saat ini, Pemkot Bekasi sedang menjajaki kerja sama dengan pihak swasta terkait penerapan pengolahan sampah insinerator.

"Kami mengharapkan, kerja sama itu dapat terwujud, karena jika hanya mengandalkan keuangan Pemkot Bekasi, sulit diwujudkan karena anggaran yang terbatas," katanya. (AFR/Z002)

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014