Adu ketepatan

Dalam PON Aceh-Sumut 2024, Tan Kiong diutus Pengurus Provinsi Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Jawa Tengah untuk berkompetisi pada nomor carom. Kategori biliar yang satu ini memang tidak populer bagi kalangan awam.

Carom tidak dimainkan dengan cara memasukkan bola ke dalam lubang seperti bermain pool, snooker, maupun english billiard. Tidak ada satu pun lubang di meja biliar carom.

Jumlah bola yang dimainkan juga hanya tiga yaitu bola putih, bola merah, dan bola kuning, yang tidak diberi nomor.

Cara memainkan biliar carom terbilang unik. Bola harus dipantulkan sebanyak tiga kali sebelum menyentuh bola lain. Setiap pemain baru mengantongi satu poin apabila sudah tiga kali memantulkan bola untuk menyentuh bola lainnya.

Bagi Tan Kiong, pertandingan biliar carom merupakan ajang mengadu ketepatan dengan lawan, bukan kecepatan. Setiap sisi meja harus diperhitungkan secara tepat karena bola yang ditembak harus memantul tiga kali sebelum menyentuh bola lain.

Ia pun kerap mengarahkan tongkat untuk membuat semacam sketsa arah pantulan bola sebelum melesatkan tembakan.

Ketepatan merupakan prinsip yang selalu ia pegang teguh dalam permainan carom. Tak hanya tepat dalam memantulkan bola, namun juga saat menempatkan bola bagi lawan ketika tembakan bolanya meleset dari sasaran.

Pada setiap laga, ia berusaha untuk selalu tepat menerapkan strategi untuk mengunci permainan lawan agar tidak berkembang. Strategi itu terbukti mujarab untuk memenangkan pertandingan, termasuk Rudy Hasan di partai pamungkas yang menentukan gelar juara.

Menerapkan strategi yang tepat dalam permainan carom bukan perkara mudah, namun Tom Kiong berhasil melakukannya. Prinsip ketepatan ia terapkan dengan sempurna dalam setiap laga hingga meraih medali emas pada PON kali ini.

Baca juga: POBSI apresiasi pebiliar tiga provinsi baru adu kemampuan dalam PON

Halaman berikut: PON ajang prestisius

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2024