Inspirasi dari keberagaman olahraga

Dalam PON 2024, barongsai melombakan 10 nomor antara lain naga kecepatan, naga halang rintang, naga taolu bebas, barongsai halang rintang, barongsai tradisional, barongsai taolu bebas, barongsai kecepatan, barongsai ketangkasan, pakingsai taolu bebas, dan pakingsai kecepatan.

Terdapat "naga" dari 15 provinsi yang turut bertarung antara lain dari Sumatera Utara dan Aceh sebagai tuan rumah, kemudian Jawa Timur, Kalimantan Utara, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Riau, Bali, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, serta Kalimantan Timur.

Prestasi yang diraih tim Sumut dan Aceh patut diapresiasi karena mereka membuktikan bahwa tradisi barongsai bisa menjelma pertandingan yang kompetitif di event nasional. Hal itu sekaligus menegaskan bahwa dengan kerja keras, apa pun mungkin untuk diraih, bahkan dalam cabang olahraga baru seperti barongsai.

Pelatih tim Barongsai Aceh, Harianto alias Acong mengatakan bahwa kekuatan mental adalah kunci di balik keberhasilan tim Serambi Mekah membawa tujuh medali.

Meskipun cabor ini masih baru, namun kontingen Aceh tidak memandang sepele, melainkan memandang PON sebagai arena penting untuk membuktikan prestasi. Inilah pesan yang sangat relevan untuk generasi muda, terutama yang ingin meniti karier di dunia olahraga.

Barongsai, meskipun berakar dari tradisi Tionghoa, kini menjadi milik bersama masyarakat Indonesia.

Ini menunjukkan bahwa olahraga, dari mana pun asal-usulnya, memiliki kemampuan untuk menyatukan berbagai kelompok masyarakat. Bahkan untuk edisi pertama ini, atlet-atlet mayoritas muslim asal Serambi Mekah yang membawa pulang tujuh medali dari olahraga yang berakar dari tradisi.

Dengan diikutsertakannya Barongsai di PON XXI 2024, Indonesia sekali lagi menunjukkan bahwa keberagaman budaya bukanlah halangan, melainkan kekayaan kultur yang harus dirayakan dan diintegrasikan ke dalam segala aspek kehidupan, termasuk olahraga.

Generasi muda Indonesia bisa mengambil makna penting bahwa keberagaman adalah kekuatan yang tidak dimiliki banyak negara lain. Kekayaan budaya di Nusantara merupakan aset besar yang bisa diarahkan untuk membangun bangsa.

Barongsai di atas pentas bukan cuma tarian naga berkepala singa, namun di dalamnya ada kecepatan, kekuatan, keuletan dan kerja sama setiap atlet untuk memastikan sang naga bisa menampilkan tarian terbaik.

Generasi muda dapat menjadikan pencapaian ini sebagai motivasi untuk berani menggeluti cabang olahraga yang mungkin belum terlalu populer, tetapi memiliki potensi besar karena menyimpan kekayaan budaya.

Barongsai pun menunjukkan bahwa olahraga tradisional dapat diakui secara nasional, bahkan berpotensi untuk mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.


Baca juga: PB FOBI bidik barongsai Indonesia masuk SEA Games hingga Olimpiade
Baca juga: Ketum KONI: PON XXI harus jadi momentum kebangkitan olahraga barongsai

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2024