... terdiri dari 7.218 orang pencari suaka dan sisanya 3.405 berstatus pengungsi... "
Medan (ANTARA News) - Diam-diam, jumlah pencari suaka dan pengungsi ke Indonesia tiap tahun terus naik, yang hingga Maret ini mencapai 10.623 orang.
"Meski tidak menjadi negara pilihan utama dan termasuk bukan sebagai negara yang meratifikasi soal suaka itu, nyatanya jumlah kedatangan pengungsi dan pencari suaka ke Indonesia tiap tahun terus meningkat ,"kata Public Information Officer UNHCR Indonesia, Mitra Suryono, di Medan, Kamis.
Dari total 10.623 orang itu antara lain dari Afganistan, Somalia dan Iran.
,
Dia memberi contoh, pada 2008, pencari suaka ke Indonesia masih 385 orang sedangkan 2013 sudah 8.332 orang.
Pada posisi Maret 2014, dari 10.623 orang terdiri dari 7.218 orang pencari suaka dan sisanya 3.405 berstatus pengungsi.
Para pengungsi dan pencari suaka itu ditampung di sejumlah tempat di Rumah Detensi Imigrasi atau Rudenim dan termasuk penampungan mandiri.
"Karena Indonesia tidak memiliki kewajiban menangani pengungsi atau pencari suaka, maka UNHCR yang menangani kasus itu sehingga penempatan staf berupaya diperluas ke beberapa daerah."katanya.
Indonesia dijadikan salah satu tempat tujuan pencari suaka/pengungsi dengan perhitungan letak yang strategis untuk menjangkau ke negara lain yang dituju warga dari berbagai negara itu.
Meski semakin naik, jumlah pencari suaka dan pengungsi di Indonesia itu masih di bawah Thailand yang sudah mencapai 200ribuan orang.
UNHCR Indonesia sendiri pada 2013 sudah menempatkan 800-an orang para pengungsi/pencari suaka itu negara ketiga seperti Australia dan Amerika Serikat.
Seperti diketahui, kata dia, negara penerima permintaan suaka/pengungsi terbesar adalah Australia.
Menurut dia, proses penempatan bahkan pemulangan para pencari suaka/pengungsi itu dilakukan UNHCR Indonesia dengan proses bertahap usai penyelidikan hingga evaluasi dan kerja sama dengan negara penerima atau negara asal.
UNHCR juga semakin hati-hati menangani pencari suaka/pengungsi dengan antara lain membuat kartu identitas.
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014