Banda Aceh (ANTARA) - Petenis nasional, Christopher Rungkat, memaparkan bahwa dirinya mendapat dukungan penuh dari Jawa Timur (Jatim) untuk bertanding ke luar negeri, sebagai salah satu bentuk pembinaan para petenis tanah air.

Tim tenis Jatim sangat perkasa pada pentas Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024. Mereka diperkuat delapan pemain yang sudah memiliki banyak jam terbang dan prestasi yakni Christo, Muhammad Rifqi Fitriadi, David Susanto, Agung Susanto, Aldila Sutjiadi, Janice Tjen, Beatrice Gumulya, dan Jessy Rompies.

Kekuatan Jatim sangat terlihat pada final tenis nomor beregu putra dan putri, Sabtu. Pada nomor beregu putra, Jatim menang meyakinkan dengan skor 2-0 atas Kalimantan Selatan, sedangkan pada nomor beregu putri, Jatim juga menang dengan skor 2-0 atas Jakarta.

“Sebenarnya Jatim sendiri kan memang membina kami ya. Mungkin jauh sebelum PON itu kami selalu dibina, contohnya saya selalu disupport untuk pertandingan ATP Challenger, ITF semuanya, dan salah satu visi-misi Jatim adalah Jatim untuk Indonesia,” kata Christo saat ditemui usai upacara penghormatan pemenang di lapangan tenis komplek Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.

“Jadi memang Jatim ingin mensupport dan berkontribusi, bukan hanya untuk Jawa Timur tapi untuk Indonesia, seperti SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade,” tambahnya.

Baca juga: Tenis - Jatim tanpa hambatan kawinkan medali emas beregu putra-putri

Dengan kekuatan sedominan itu, Christo pun menegaskan bahwa ia dan rekan-rekannya memang ditarget untuk membawa pulang medali emas yang tersedia, sebagaimana yang dilakukan mereka pada PON XX Papua.

“Sesuai target, kami tim Jatim, putra dan putri memang ditargetkan untuk meraih medali emas ya. Karena di Papua yang tahun 2021 kemarin, kami sapu bersih tujuh medali emas. Jadi kami ditargetkan untuk menorehkan kesuksesan seperti di Papua kemarin,” tutur petenis 34 tahun itu.

Dengan usianya yang kini telah menginjak 34 tahun, Christo masih membuka peluang untuk tampil di PON 2028, yang jika terwujud akan membuat dirinya bertanding tenis kompetitif pada usia 38 tahun.

“Iya, saya diledekin sama teman saya, dibilang “om-om kok masih main?” Tapi saya sih prinsipnya selagi saya masih enjoy, masih bisa menikmati kompetisi, masih bisa menikmati latihan dan proses saya akan jalani terus lah ke depan, (PON) 2028,” ujarnya.

Perihal arena pertandingan tenis di Aceh, Christo menilai lapangan dan tribun penonton sudah cukup baik, dan berharap agar ke depannya ajang-ajang yang lebih besar dari PON dapat dimainkan di sini.

“Saya rasa lapangan tenisnya dengan tribunnya cukup memenuhi standar, dan mungkin sih pesan saya, untuk ke depannya setelah PON, venue ini bisa dijaga dan mungkin bukan hanya PON tapi nanti bisa diadakan turnamen nasional juga, atau Davis Cup dan multi event lainnya,” pungkas pemenang medali emas Asian Games Jakarta 2018 itu.

Baca juga: Aldila ingatkan rekan-rekannya perjuangan mereka di PON masih panjang

Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2024