Imbauan ini sekaligus menjadi jawaban atas adanya sejumlah mursyid senior dan berpengaruh di Jatman yang datang dan menemui Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf pada awal September 2024.
Baca juga: Kiai Thoriqoh minta PBNU bantu kembalikan Jatman ke jalurnya
"(Muktamar) ini untuk menghindari terjadinya kesimpangsiuran informasi terkait kepengurusan Jatman," kata Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Musthofa melalui keterangan di Jakarta, Sabtu.
Zulfa memaparkan pihaknya melalui Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menerima surat dari Rais Aam Jatman, Habib Luthfiy Ali bin Yahya, yang berisikan permohonan kepada PBNU memperpanjang masa khidmah Jatman yang berakhir 28 September 2023.
Meski surat itu berkop Jatman, lanjut dia, memiliki nomor surat dan distempel, tapi surat itu hanya ditandatangani oleh Habib Luthfiy seorang diri. Sehingga, PBNU menganggap surat itu sebagai "surat pribadi" Habib Luthfiy kepada Kiai Miftah.
"Walau surat itu bertanggal 16 Agustus 2023, tapi karena baru disampaikan kepada Rais Aam PBNU pada tanggal 28 Juli 2024, PBNU menganggap surat tersebut 'wujuuduhu ka'adamihi' (ada, namun seperti tidak ada)," ujarnya.
Baca juga: Wapres harap JATMAN terus jadi pembimbing umat
Baca juga: Presiden sampaikan pesan ukhuwah ke jamaah Jatman
"Tidak benar. Apalagi, soal kabar yang menyebut bahwa Syuriyah PBNU tidak menyetujui arahan Ketua Umun PBNU kepada Wakil Ketua Umum untuk menfasilitasi pertemuan dengan para pimpinan Idaroh Wustho (Pengurus Wilayah) Jatman," ujarnya.
Diketahui, Jatman adalah badan otonom (banom) Nahdlatul Ulama sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga NU (ART NU) Pasal 18 ayat (7) huruf a, dan ditegaskan juga dalam Peraturan Dasar (PD) Jatman Pasal 2.
Kepengurusan Jatman tingkat pusat disebut Idaroh Aliyah dipilih dan diangkat lewat Muktamar Jatman yang dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali (Pasal 24 dan Pasal 30 PD Jatman).
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024