Martapura (ANTARA) - Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatra Selatan tahun 2024 di angka 105,82 atau berada di level baik.
"NTP OKU Timur untuk semester pertama tahun 2024 berada di level baik di angka 105,82," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) OKU Timur Budiriyanto di Martapura, Sabtu.
Budi menyampaikan bahwa jumlah itu rata-rata dari NTP untuk Ketahanan Pangan mencapai 100,60 dan NTP Perkebunan Rakyat sebesar 112,58.
Menurut dia, capaian NTP tersebut seiring dengan meningkatnya harga komoditi hasil pertanian, terutama pada tanaman padi sehingga memberikan kontribusi besar bagi petani di wilayah itu.
Berdasarkan data, sejak April 2024 Harga Pembelian Pemerintah (HPP) di tingkat petani setelah pencabutan batas atas penetapan harga untuk beras di Gudang Bulog dari Badan Pangan Nasional disesuaikan dengan harga pemerintah atau terdapat perubahan harga untuk kualitas medium sebesar 20 persen.
Badan Pangan Nasional menetapkan fleksibilitas harga gabah atau beras dalam rangka penyelenggaraan cadangan beras pemerintah yaitu Gabah Kering Panen (GKP) ditingkat petani sebesar Rp6.000/kg dan Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan Rp7.400/kg.
Harga jual tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya di mana HPP untuk gabah yaitu GKP di tingkat petani Rp5.100/Kg dan GKG Rp6.200/Kg.
"Perubahan harga ini tentunya menjadi angin segar bagi petani di OKU Timur," ujarnya.
Sementara, Bupati OKU Timur Lanosin Hamzah menambahkan, NTP adalah indikator untuk melihat tingkat kemampuan sekaligus mengukur tingkat kesejahteraan petani di OKU Timur.
"NTP juga menunjukkan daya tukar produksi pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi sekaligus menjadi perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib)," jelasnya.
Menurut Bupati, NTP sangat penting bagi petani karena nilai tukar petani yang meningkat dapat mendorong semangat mereka dalam meningkatkan produktivitas hasil pertanian di Kabupaten OKU Timur.
"Apalagi pertanian di OKU Timur saat ini sudah didukung infrastruktur, sistem pompanisasi, dan distribusi pupuk yang memadai sehingga diharapkan menjadi semangat bagi petani dalam bercocok tanam," ujarnya.
Pewarta: Edo Purmana
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024