Jenewa (ANTARA News) - Risiko mutasi dari virus flu unggas meningkat, sementara penyakit tersebut menunjukkan tanda-tanda kebal terhadap hampir semua obat anti-virus paling efektif yang tersedia, kata Dr. Mike Perdue dari program influenza Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis. Perdue juga memperingatkan bahwa ada kemungkinan yang lebih besar bagi virus tersebut untuk bermutasi pada musim dingin. "Rangkaian virus tersebut, H5N1, tidak tidur dan akan terus menyimpan bahaya," Perdua menambahkan, seperti dikutip DPA. Peluang bagi terjadinya adaptasi genetik memungkinkan virus tersebut menyebar dari manusia ke manusia, sehingga membuka peluang pandemik flu unggas di dunia, yang akan jauh lebih kuat ketika banyak orang terserang flu normal. Catatan WHO menyebutkan bahwa sedikitnya ada 251 kasus flu unggas pada manusia sejak 2003 yang mengakibatkan 148 orang meninggal. Jumlah tersebut terus berkembang dari tahun ke tahun. Sejauh ini virus tersebut telah menyebar di 10 negara. Negara yang paling parah menjadi korban flu unggas adalah Indonesia (52 meninggal), diikuti oleh Vietnam (42 meninggal), Thailand (17), Cina (14), Kamboja (6), Mesir (6), Azerbaijan (5), Turki (4), Irak (2), dan Djibouti (0). (*)
Copyright © ANTARA 2006