Peloncat indah Kalimantan Selatan Nizam Ahmad melakukan loncatan dalam perlombaan papan 3 meter putra PON 2024 Aceh-Sumatera Utara di Kolam Renang Selayang, Medan, Sumatera Utara, Rabu (11/9/2024). (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Dominasi Jawa Timur dan DKI Jakarta

Di sisi lain, kompetisi loncat indah dalam PON telah lama didominasi oleh DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Sejak PON 2012 di Riau, kedua provinsi ini selalu berada di puncak perolehan medali. Namun, dominasi terbesar tetap dipegang oleh Jawa Timur, terutama dalam beberapa edisi terakhir.

Pada PON 2012 di Riau, Jawa Timur menjadi peraih medali terbanyak dengan 5 emas dan 5 perak. DKI berada di bawahnya dengan 4 emas, 4 perak, 2 perunggu.

Dominasi Jawa Timur pun berlanjut empat tahun kemudian di PON 2016 Jawa Barat dengan meraih 5 emas, 3 perak, 1 perunggu. DKI di posisi kedua dengan 2 emas, 4 perak, dan 3 perunggu.

Jawa Barat sebagai tuan rumah kala itu mampu berada di posisi ketiga dengan 2 emas, 2 perak, 1 perunggu.

PON 2016 juga menjadi momen penting Kalimantan Selatan karena berhasil meraih medali emas melalui Eka Purnama Indah yang turun pada nomor papan 3 meter putri. Secara keseluruhan, Kalimantan Selatan mengantongi 1 emas, 1 perak, 1 perunggu.

Sayang, pada PON 2021, Kalimantan Selatan pulang tanpa medali. Pada momen ini, DKI Jakarta mengambil posisi dengan meraih 5 emas, 5 perak, 1 perunggu. Sedangkan Jawa Timur di urutan kedua dengan 5 emas, 3 perak, dan 2 perunggu. Papua sebagai tuan rumah meraih 1 emas dan 2 perunggu.

Pada PON 2024 Aceh-Sumatera Utara, Jawa Timur kembali membuktikan kekuatannya dengan meraih enam medali emas, tiga perak, dan dua perunggu.

Lima emas di antaranya disumbangkan oleh Gladies Lariesa Garina Hagakore, bintang utama loncat indah putri.

Tak hanya Gladies, Aldinsyah Putra Rafi juga menyumbangkan satu medali emas untuk Jawa Timur pada nomor papan 3 meter putra.

Di posisi kedua klasemen akhir, DKI Jakarta mengamankan empat emas, tiga perak, dan dua perunggu.

Pelatih kontingen Jawa Timur, Ronaldy Herbintoro, menyatakan keberhasilan Jawa Timur tak lepas dari pembinaan yang berkelanjutan.

Namun, ia juga mengakui adanya tantangan dalam regenerasi atlet, terutama karena olahraga loncat indah masih kurang populer di kalangan masyarakat.

Meski demikian, dengan adanya ajang seperti PON, Ronaldy berharap loncat indah akan makin dikenal dan mampu menarik minat generasi muda untuk menggelutinya.

Dan mungkin pada masa depan, kita akan melihat lebih banyak bintang muda seperti Nizam Ahmad, yang bersinar dari daerah-daerah luar Jawa.

Nizam Ahmad, dengan semangat mudanya, menjadi simbol harapan bagi Kalimantan Selatan.

Meski baru 13 tahun, ia sudah menjejakkan kaki di panggung PON. Dengan tekad dan kerja keras, bukan tidak mungkin Nizam suatu saat akan membawa pulang medali dari pentas nasional, bahkan internasional.


Baca juga: Juri internasional tegaskan loncat indah bukan olahraga subjektif
Baca juga: Renang artistik - Sulawesi Selatan raih emas nomor beregu PON 2024


Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2024