Kandahar, Afganistan (ANTARA News) - Satu bom menghantam kendaraan tentara NATO dan mencederai satu serdadu hari Kamis di daerah Afganistan selatan, tempat balatentara itu menyatakan berhasil dalam gerakan besarnya. Polisi menyatakan satu kendaraan tentara Kanada dihantam ledakan bom itu di propinsi Kandahar, tapi Pasukan Bantuan Keamanan Antarbangsa (ISAF) kelompok pertahanan Atlantik utara NATO tidak bersedia menyebut kebangsaan pasukan tersebut. "Satu kendaraan dihantam IED (bom buatan rumahan). Kendaraan itu rusak ringan," kata jurubicara ISAF Mayor Quentin Innis kepada kantor berita Prancis AFP, dengan menambahkan bahwa satu serdadu dibawa ke rumahsakit. Ledakan tersebut terjadi di kabupaten Zhari, barat kota Kandahar, tempat serangan gencar dilancarkan balatentara NATO dan Afgan sekitar sepekan lalu. ISAF mengaku berhasil memukul mundur gerilyawan pejuang Talib serta menewaskan 1.000 di antaranya. Kanada memiliki sekitar 2.300 serdadu di propinsi Kandahar, tempat kelahiran gerakan Talib. Mereka menjadi sasaran sejumlah serangan, dengan satu iringan ronda Kanada berhasil menghindari ledakan bunuh diri di kota Kandahar hari Rabu, yang mencederai satu warga Afgan. Empat serdadu Kanada tengah September tewas di Afganistan selatan saat mencoba meyakinkan kembali warga setempat akan keamanan untuk pulang, kata kepala gabungan NATO di wilayah itu. Tingkat kekerasan di Afganistan, paling tinggi sejak pemerintah Talib digulingkan serbuan pimpinan Amerika Serikat lima tahun lalu, meningkatkan kekuatiran atas kemungkinan bagi negara itu, yang dianggap keberhasilan dalam perang pimpinan negara adidaya tersebut terhadap terorisme. Sekitar 130 tentara asing tewas, sebagian besar berasal dari Amerika Serikat, Inggris dan Kanada. Lima tentara Kanada tewas dalam Operasi Medusa dan 14 serdadu Inggris tewas akibat pesawat mereka jatuh pada awal serangan itu. NATO menyatakan lebih dari 400 gerilyawan tewas dalam gerakan itu, tapi Talib membantah menderita korban sebanyak itu. NATO memimpin 20.000 tentara di Afganistan utara, barat dan selatan. Amerika Serikat memiliki jumlah sama dalam pasukan gabungan terpisah, yang bergerak di propinsi tengah dan timur. Sehubungan dengan semakin gencar serangan Talib, yang di luar pekrkiraan, NATO mengimbau negara anggota menyumbang 2.500 tentara lagi bagi pasukan itu di Afganistan.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006