Jakarta (ANTARA) -
Menikahi janda dalam Islam dapat menjadi pilihan yang mulia dan mengandung segudang keutamaan dengan niat yang tulus.
 
Di tengah stigma yang masih ada di kalangan masyarakat, dalam Islam seorang janda tidak dibedakan dan memiliki hak yang sama untuk menikah kembali serta mendapatkan perlindungan dari seorang suami.
 
Rasulullah SAW bahkan menikahi beberapa janda, dengan niat yang tulus untuk melindungi dan memenuhi kebutuhan hidup janda, sebab tidak mendapatkan warisan dari suaminya atau sudah tidak mampu mencari nafkah.
 
Pernikahan yang dilakukannya pun mesti atas kemauannya secara lisan dari wanita janda tersebut, tanpa adanya keterpaksaan dari siapapun, termasuk walinya juga.
 
Menikahi janda bisa menjadi salah satu bentuk ibadah yang sangat dihargai oleh Allah SWT, terutama ketika dilakukan dengan niat tulus untuk melindungi dan memberikan kebahagiaan.
 
Namun, perlu diketahui bahwa dalam mendapatkan keutamaan ini yakni menikahi wanita berstatus janda yang ditinggal suaminya meninggal dan bercerai dengan keadaan sulit dalam memenuhi kebutuhannya atau sulit ekonominya.
 
Keutamaan menikahi janda dalam Islam
 
1. Sikap Rasulullah SAW dalam membantu janda
 
Rasulullah SAW menikahi beberapa wanita yang berstatus janda, seperti Khadijah binti Khuwailid dan Ummu Salamah, sebab ingin memuliakan wanita tanpa membedakan statusnya.
 
Hal ini menunjukkan bahwa menikahi janda adalah niat yang mulia dan sesuai dengan ajaran Islam yakni mensejahterakan dan membantunya dari kemiskinan dalam memenuhi kebutuhan seorang janda seperti Rasullullah SAW akan memiliki keutamaan dalam mendapatkan pahala.
 
2. Pahala yang besar
 
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda.
السَّاعِي عَلَى اْلأَرْمَلَةِ وَالْمَسَاكِيْنِ، كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ، وَكَالَّذِي يَصُوْمُ النَّهَارَ وَيَقُوْمُ اللَّيْلَ
 
Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Dia juga laksana orang yang berpuasa di siang hari dan menegakkan shalat di malam hari.”(HR. Bukhari no. 5353 dan Muslim no. 2982)
 
Menikahi janda bisa menjadi bentuk amal yang bernilai tinggi, sama seperti seseorang yang berpuasa dan sholat malam. Ini bukan sekadar perbuatan baik, tetapi juga ibadah yang memiliki pahala yang besar dari Allah SWT.
 
3. Membantu menjaga kehormatan dan kesejahteraan wanita
 
Menikahi janda juga berarti memberikan perlindungan bagi wanita yang mungkin sudah kehilangan suaminya. Dalam banyak kasus, janda harus berjuang sendiri menghidupi dirinya dan keluarganya.

Menikah dengan janda adalah salah satu cara untuk menjaga kehormatannya dari fitnah dan memberikan kesejahteraan berupa kebutuhan hidupnya.
 
4. Membawa kebahagiaan untuk anak yatim

Jika seorang janda memiliki anak dari pernikahan sebelumnya, menikah dengan janda tersebut juga berarti merawat dan mengasuh anak-anaknya yang sudah tidak memiliki ayah atau anak yatim.
 
Allah SWT sangat memuliakan mereka yang peduli terhadap anak-anak yatim, orang yang menikahi janda dan merawat anak-anaknya akan mendapatkan pahala yang besar.
 
Rasulullah SAW menyebutkan bahwa orang yang mengurus anak yatim akan bersamanya di surga, seperti jari telunjuk dan jari tengah yang berdekatan.
 
( أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هَكَذَا ) . وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى ، وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا

Kedudukanku dan orang yang menanggung anak yatim di surga bagaikan ini.” (Beliau merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya, namun beliau regangkan antara keduanya). (HR. Bukhari no. 5304).
 
5. Memiliki pengalaman dalam pernikahan

Janda umumnya lebih berpengalaman dalam kehidupan berumah tangga. Pengalaman ini dapat memberikan hal positif, seperti memahami tanggung jawab seorang istri, pernah mengurus anak, dan dapat menghadapi permasalahan dalam rumah tangga dengan bijak. Sehingga dapat memperkuat hubungan rumah tangga.
 
 

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024