"Kita tidak mengantisipasi kejadian-kejadian kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak. Padahal kasus seperti ini sudah kerap terjadi di belahan dunia lain," kata Marzuki kepada wartawan di Jakarta, Kamis.
"Kalau semua terbongkar semua seperti ini dan pelecehan anak, apa artinya selama ini tidak ada kejadian? Saya khawatir masih banyak kasus-kasus lain yang tidak terbongkar," katanya.
Marzuki mengharapkan kasus-kasus lain yang selama ini belum terbongkar harus dituntaskan.
Dia melanjutkan, para korban dan pelaku hanya mungkin disembuhkan dengan pendidikan agama karena hanya itu yang dapat mencegahnya.
"Makanya harus dituntaskan karena kalau tidak, akan makin banyak pelaku kejahatan seksual dan kekerasan kepada anak ke depannya," katanya.
Dia mengingatkan agar orang tua jangan terlalu mempercayakan kehidupan anaknya pada lingkungan sekitar, termasuk sekolah sekalipun.
"Saya juga heran kenapa para pelaku ini harus ditutup-tutupi mukanya. Biarkan saja pertontonkan mereka, biar masyarakat tahu siapa mereka.Kalau memang buktinya sudah kuat mengarah kepada para tersangka, tidak perlu lagi ditutupi. Kalau ini dianggap melanggar HAM, koruptor saja dan tersangka pidana lainnya mukanya dipertontonkan kok," katanya.
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014