Berjaya di PON XXI

Anak bungsu dari 10 bersaudara tersebut merupakan salah satu atlet tersukses dalam beberapa kali edisi PON. Pada Jawa Barat, ia menorehkan masing-masing satu medali emas dan perunggu.

Kemudian pada PON Papua, Melani menggondol tiga emas sekaligus di tiga nomor pertandingan berbeda. Selanjutnya, di PON 2024, atlet Bumi Pasundan tersebut kembali menasbihkan diri menjadi yang terbaik dengan tiga medali emas.

Medali emas pertama ia dapatkan pada Kamis (12/9) dari nomor quadruple sculls (W4X). Pada pertandingan itu, Mela dibantu tiga rekannya yaitu Anggi Widiarti, Febriyanti Cahyaningtias dan Dewi Purwanti.

Selanjutnya, emas kedua ia dapatkan dari nomor light weight double sculls (LW2X). Dalam pertandingan ini, Tiara yang berpasangan dengan Febriyanti Cahyaningtias berhasil menjadi yang tercepat.

Keduanya finis dengan catatan waktu 7 menit 38,399 detik. Memulai dari lajur tiga, Melani Putri dan Febriyanti Cahyaningtias berhasil mengalahkan pasangan DKI Jakarta yang diisi oleh Lola Hanarina Blegur dan Ailsha Nazwa Fadillah.

Kemudian, medali emas ketiga ia raih dari nomor double sculls (W2X). Mela yang kembali berpasangan dengan Febriyanti menjadi yang tercepat usai membukukan waktu finis 7 menit 32,40 detik.

Setelah menyelesaikan seluruh pertandingan di cabang olahraga dayung, Mela mengaku akan turun langsung memberikan dukungan kepada rekan-rekannya yang masih bertanding di sejumlah nomor.

Terkait rencana jangka panjang, pedayung putri Jawa Barat tersebut mengaku belum memikirkannya. Akan tetapi, ia tetap berkeinginan tampil di PON edisi selanjutnya.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Pengurus Besar (PB) Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Brata Tryana Hardjosubroto mengapresiasi mental dan prestasi yang diraih Melani.

Menurut dia, Mela sudah membuktikan dirinya sebagai seorang atlet profesional. Sebab, bukan perkara mudah bagi seorang atlet mendapat kabar duka sesaat sebelum bertanding.

"Ini menggambarkan mental yang sudah matang, kondisi psikologi yang kuat," ujar dia.
Melani Putri atlet (kiri) dan Febriyanti Cahyaningtias (kanan) atlet dayung Jawa Barat berselebrasi usai memenangkan pertandingan pada PON XXI Aceh-Sumatera Utara di Bendungan Keuliling, Aceh Besar, Jumat (13/9/2024). ANTARA/Muhammad Zulfikar.

Baca juga: Mutiara/Melani jadikan Olimpiade Tokyo sebagai tolok ukur kemampuan

Secara tidak langsung Mela juga telah mengajarkan kepada atlet-atlet muda untuk profesional dan bisa membedakan dua hal yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.

"Mudah-mudahan atlet lainnya bisa belajar dari sini," harap dia.

Pada kesempatan itu, Brata juga mengapresiasi capaian prestasi yang diraih Mela. Torehan tiga medali emas tersebut merupakan buah dari kerja keras selama digembleng di pemusatan latihan nasional (pelatnas).

Menurut Brata, meskipun seorang atlet sudah tampil di level internasional, namun bukan berarti harus melupakan daerah asalnya terutama saat adanya pertandingan misalnya PON.

"Bagaimanapun juga asal mereka di sebuah provinsi sehingga dimana dia dilahirkan, ditemukan dan pertama kali belajar dayung harus tetap diingat," kata dia.

Terkait keikutsertaan atlet Olimpiade di PON XXI, Brata mengatakan sama sekali tidak ada larangan terkait hal itu selama para atlet mengikuti semua persyaratan.

Terakhir, beberapa nomor cabang olahraga dayung yang dipertandingkan pada PON XXI telah dipertandingkan di Olimpiade. Dan PB PODSI berharap ajang olahraga empat tahunan tersebut menjadi gerbang pembuka bagi atlet nasional bisa tampil di Olimpiade.

Baca juga: Pedayung Jawa barat uji coba di tiga negara sebelum tampil di PON 2024
Baca juga: Jabar amankan enam dari delapan emas final dayung rowing

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024