Jakarta (ANTARA) - Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati mengatakan probabilitas penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (18/9) mempengaruhi penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar 13,97 poin atau 0,18 persen menjadi 7.812,12 per hari ini.

“Kenapa IHSG bisa sumringah full senyum? Salah satunya karena di tanggal 18 di pekan depan, (ada) penurunan suku bunga dari The Fed,” katanya dalam Webinar Market Outlook September: Menakar Peluang IHSG Menuju 8.000, Jakarta, Jumat.

The Fed diperkirakan menurunkan suku bunga 25 basis points (bps) pada Rabu (18/9) dengan probabilitas 73 persen dan 50 bps dengan prospek 27 persen.

Penurunan suku bunga ini diprediksi bakal memberikan sentimen positif untuk saham perbankan yang terlihat mulai rebound sejak bulan Juni 2024, hingga sektor properti seiring suku bunga Kredit Perumahan Rakyat (KPR) turut berpeluang turun.

Inflasi Amerika Serikat (AS) yang telah melandai menuju target The Fed sebesar 2 persen dinilai menjadi faktor potensi penurunan suku bunga The Fed.

“Arahnya sudah mulai turun untuk inflasinya dan diperkirakan semakin ke depan di tahun 2025, inflasinya mereka semakin terkendali, semakin turun. Sehingga, semakin terkendalinya inflasi di US ini memberikan keyakinan bahwa The Fed mungkin akan melakukan penurunan lebih dari satu kali di akhir tahun ini. Jadi bukan cuma September, semoga di Desember The Fed nurunin suku bunganya lagi, jadi semakin bergairah lagi untuk market-nya kita,” ungkap Ike.

Dengan tingkat inflasi yang semakin menurun, pihaknya memperkirakan suku bunga The Fed bisa mencapai level 4 persen pada Juni 2025. Karena itu, lanjutnya, masih ada peluang sekali lagi penurunan suku bunga di akhir tahun 2024.

“Perkiraan kita di akhir tahun ini mungkin masih ada peluang untuk turun lagi suku bunga, bukan cuma September. Desember atau November itu kemungkinan akan ada penurunan lagi, minimal satu kali lagi. Jadi dua kali (penurunan suku bunga The Fed), September dan satu bulan lagi sisanya di akhir tahun turun lagi 25 basis points. Sehingga, di tahun ini kemungkinan minimal 50 basis points turun untuk suku bunga The Fed, dan ini tentunya memberikan sentimen yang positif,” ucap dia.

Berdasarkan kemungkinan yang ada, Bank Indonesia (BI) disebut bakal menurunkan suku bunga acuan karena melakukan penyesuaian dengan sikap The Fed. “Ya dipangkas suku bunganya, dan ini sentimennya ke sektor perbankan, properti, otomotif, tentunya positif,” ujar Ike.

Baca juga: IHSG akhir pekan ditutup menguat dipimpin saham sektor teknologi

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024