“Aku bermain untuk memotivasi adik-adik junior. Jadi, mereka juga bisa lihat bagaimana level permainannya dan apa yang mereka harus perbaiki ke depannya,” kata dia ketika ditemui usai pertandingan semifinal nomor beregu putri di lapangan tenis Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Jumat.
Dengan mempelajari teknik-teknik yang ia tunjukkan dalam pertandingan, diharapkan para junior yang menjadi lawannya dapat lebih baik pada perhelatan PON berikutnya.
Terkait apakah petenis jebolan semifinal US Open itu akan kembali bertanding dalam PON berikutnya, ia masih belum bisa memberikan jawaban pasti.
“Masih belum tahu. Pastinya, kalau dikasih kesempatan, pasti akan main PON lagi,” ucapnya.
Baca juga: Tenis - Turun di partai ganda, Aldila sempurnakan skor beregu Jatim
Adapun dalam pertandingan semifinal beregu putri yang digelar hari ini, Aldila berhadapan dengan Joanne Lynn Hartono, petenis muda dari kontingen Jawa Barat yang baru berusia 17 tahun. Aldila mencatatkan kemenangan atas Joanne dengan skor 6-0, 6-3.
Sementara itu, pada pertandingan babak perempat final yang digelar pada Kamis (12/9), Aldila juga berhadapan dengan petenis muda dari kontingen Aceh, Ananda Putri Kurniani.
Ananda mengatakan, ia merasa bangga bisa bertanding melawan petenis favoritnya.
“Sudah pasti deg-degan (melawan Aldila Sutjiadi), tapi di satu sisi bangga juga bisa melawan atlet nasional dan internasional,” ucapnya.
Selama pertandingan, Ananda mengaku merasa tegang karena bertanding dalam PON pertamanya. Ia berulang kali berusaha meraih poin, namun upayanya gagal dan terpaksa menelan kekalahan. Meski demikian, petenis berusia 21 tahun itu tetap merasa senang bisa mempelajari langsung teknik-teknik bermain dari idolanya.
"Memang grogi karena ini PON pertama, tapi lebih ke senang saja karena kapan lagi bisa ketemu Aldila," katanya.
Baca juga: Petenis muda Aceh merasa bangga bisa melawan Aldila Sutjiadi
Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2024