Amin (40), salah satu petugas Satpam di Jalan Wijaya Kusumaraya (Wkaraya), nomor 103, Perumahan Taman Yasmin, Kelurahan Cilendek Timur, Kota Bogor, Jawa Barat, mengaku selama betugas 10 tahun jarang sekali melihat sosok bupati tersebut.
"Kalau bertemu pun bisa sebulan sekali, bahkan saya lupa kapan terakhir melihatnya," katanya saat ditemui di lokasi rumah Bupati Bogor itu, Kamis dini hari.
Sedangkan menurut anggota Babinsa Cilendek Timur yang tidak mau disebutkan namanya menambahkan bahwa rumah tersebut hanya menjadi semacam rumah singgah bagi orang nomor satu di Bumi Tegar Beriman itu.
"Karena memang jarang sekali dia ada di rumah ini. Ada juga datang cuma sebentar, lalu pergi lagi," tambahnya.
Menurut Amin, anggota Satpam yang bertugas di Pos 2 perumahan itu, selain jarang sekali melihat sosok bupati tersebut, kalau bertemu pun bisa sebulan sekali.
"Bahkan saya lupa kapan terakhir melihatnya," katanya.
Amin mengatakan, rumah berlantai dua tersebut memang jarang ditempati.
Selama ia bertugas, dirinya jarang sekali melihat kegiatan pemilik rumah itu.
"Paling waktu pencalonan bupati dulu pernah ramai karena saat itu tim suksesnya ada di sini. Ada juga kegiatan les anaknya pernah ramai," ujarnya.
Selain jarang ditempati, menurut Amin, sosok bupati itu juga jarang bersosialisasi dengan warga sekitar maupun pengamanan.
"Paling kalau ke luar rumah, cuma klakson (mobil) saja, namun tidak menyapa," ujarnya.
Amin juga menyebutkan, tidak pernah ada acara kumpul-kumpul atau mengundang warga sekitar di rumah, baik saat Lebaran atau puasa dan hari besar lainnya.
"Memang ini rumahnya, tapi domisilnya tidak di sini. Karena tidak pernah di sini. KTP nya kan di Kabupaten Bogor," ujar Amin.
Menurut dia, ia tahu rumah tersebut Rumah Bupati Bogor karena rumah tersebut setiap harinya dijaga oleh anggota Satpol PP.
"Tiga Satpol PP berjaga setiap pagi, kecuali malam tidak ada yang jaga," ujarnya.
Aktivitas yang pernah ia lihat hanya pembatu rumah tangga dan tukang kebun yang keluar masuk rumah berukuran besar tersebut.
Sementara itu, pengamatan di lapangan, meski rumah tersebut terlihat kosong, tetapi dua orang pengunjung "misterius" mendatangi rumah tersebut.
Pengunjung pertama seorang pria dengan menggunakan mobil Mercedez Bens.
Berikutnya sekitar pukul 23.45 WIB pada Rabu tengah malam, mobil minibus kembali memasuki rumah tersebut.
Kedua tamu tersebut enggan berkomentar terkait maksud kedatangannya, termasuk informasi tentang keberadaan RY, panggilan karib Rachmat Yasin.
KPK menangkap tangan Bupati Bogor, Rahmat Yasin, terkait pengurusan izin rancangan umum tata ruang (RUTR) Bogor-Puncak-Cianjur.
"Memang benar tadi dilakukan tangkap tangan, diamankan di sejumlah orang di masing-masing tempat. Pertama di restoran di Sentul Bogor sekitar pukul 16.15 WIB diamankan dua orang yaitu FXY dari swasta dan MZ (M. Zairin) sebagai kepala dinas di Kabupaten Bogor. Kemudian RY (Rahmat Yasin), Bupati Bogor di Perumahan Yasmin sekitar pukul 19.00 WIB," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi, dalam jumpa pers di Gedung KPK, Rabu malam.
Johan melanjutkan setelah mengamankan FXY dan MZ, dua orang itu dibawa ke sebuah kantor di Sentul. Di sana ditemukan uang miliaran rupiah.
Johan mengatakan operasi tangkap tangan Bupati Bogor, M. Zairin sebagai Kepala Dinas di Kabupaten Bogor, serta pihak swasta itu berdasarkan informasi yang disampaikan masyarakat.
"Saya persisnya tidak tahu, apakah seminggu atau sebulan," kata Johan tentang berapa lama Tim Penyidik KPK telah mengamati Bupati Bogor.
(KR-LR/A035)
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014