Jenjang prestasi

Amel mulai merintis prestasinya di ajang internasional pada tahun 2017 dengan berlaga dalam 4th Islamic Solidarity Games yang digelar di Azerjbaijani. Pada ajang ini, ia turun pada kelas di atas 75 kilogram dengan total angkatan 230 kilogram (snatch 99 kilogram, clean and jerk 131 kilogram).

Sejak tahun 2017 itu, menurut catatan International Weighlifting Federation (IWF), Amel telah mengikuti 24 kompetisi tingkat internasional termasuk Olimpiade Paris 2024. Dari seluruh kompetisi itu, Amel pernah membukukan total angkatan tertinggi seberat 267 kilogram untuk kelas di atas 87 kilogram pada laga Asian Championship yang digelar tahun 2022.

Terbaru, pada Olimpiade Paris 2024, Amel yang turun pada kelas di atas 81 kilogram mencatatkan total angkatan 245 kilogram (snatch 105 kilogram, clean and jerk 140 kilogram). Meski hanya Amel bisa mengukir peringkat ke-12, pencapaian ini menjadi bagian dari sejarah bagi Indonesia sebab telah mengirimkan salah satu atlet terbaiknya.

Setelah berlaga dua kali di Olimpiade, Amel sendiri belum menentukan target khusus apakah akan turun kembali pada Olimpiade berikutnya pada 2028—pada tahun itu ia akan mencapai usia 35 tahun.

“Kalau diberi kesempatan (ikut Olimpiade kembali), apa salahnya?” ujar Amel ketika ditanya wartawan usai pertandingan PON XXI, apakah dirinya masih ingin berlaga di Olimpiade.

Baginya, hidup memang tidak terlepas dari berbagai rencana dan target. Namun, yang lebih penting bagi Amel, hidup yang dijalani dibiarkan mengalir tanpa dibebani target tertentu. Mengenai rencana jangka pendek, setelah PON XXI rampung, ia akan kembali ke pelatnas di Jakarta dan berencana untuk kembali berlaga di ajang SEA Games yang digelar pada 2025.

“Mohon doanya dan support-nya saja untuk persiapan SEA Games di Thailand 2025,” tuturnya.

Pada PON kali ini, kehadiran Amel tidak hanya spesial bagi masyarakat Aceh berkat medali emas pada cabang olahraga angkat besi yang dipertahankan. Beberapa hari sebelum emas itu direbut, Aceh sebagai tuan rumah bahkan telah memilih Amel sebagai atlet pembawa obor api terakhir dan menyulutnya pada kaldron utama saat malam pembukaan PON.

Lifter Aceh Nurul Akmal (kanan) menyalakan api kaldron PON XXI Aceh-Sumut 2024 dalam upacara pembukaan di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Aceh, Senin (9/9/2024). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.
Baca juga: Nurul Akmal dipilih jadi penyulut api saat pembukaan PON Aceh-Sumut

Ketika mendapat tawaran sebagai pembawa dan penyulut obor api PON, pada awalnya Amel sempat menolak sebab tengah menyiapkan diri untuk bertanding. Tawaran itu akhirnya ia terima setelah melewati pertimbangan-pertimbangan.

“Kapan lagi bisa menyulut obor dan di rumah sendiri, Aceh,” katanya.

Momen pembukaan PON memang selalu dinanti-nantikan tidak hanya bagi atlet melainkan juga masyarakat umum. Pada momen itu, atlet-atlet terbaik yang mewakili daerahnya menjadi sorotan, terutama bagi para pembawa bendera PON dan obor api PON.

Menariknya, pembukaan PON kali ini menampilkan kemegahan pertunjukan kolosal Malahayati yang disandingkan dengan prosesi penyalaan obor api PON. Dua perempuan Aceh tampil bersisian.

Malahayati, perempuan yang berani melawan bangsa penjajah pada abad ke-16, menusukkan rencong secara simbolis pada kaldron utama, sedangkan di sisi lainnya Amel yang mewakili perempuan Aceh dari generasi masa kini menyalakan api tepat di sebelah rencong.

Api PON, yang disimbolkan sebagai semangat atlet, berkobar di tengah lapangan Stadion Harapan Bangsa.

Dengan capaian-capaian yang telah ditorehkan Amel dengan membawa harum nama Indonesia di kancah internasional, maka tidak heran Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo menilai pemilihan Amel sebagai penyulut api PON merupakan pilihan yang sangat baik karena merepresentasikan atlet muda dari tuan rumah.

“Ini adalah generasi muda yang menginspirasi. Harapannya bagaimana ini juga memotivasi generasi muda di seluruh Indonesia, khususnya di Aceh, bahwa anak muda dari Aceh itu bisa mendobrak dunia,” kata Dito.

Baca juga: Mereka yang menjadi simbol penyala api semangat PON XXI

Selanjutnya: Generasi penerus

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024