Dhaka, Bangladesh (ANTARA) - Sedikitnya tujuh orang, termasuk tiga pengungsi Rohingya, tewas dan beberapa lainnya terluka akibat hujan deras yang menyebabkan banjir parah dan tanah longsor di distrik Cox’s Bazar, Bangladesh tenggara, demikian kata pejabat setempat pada Jumat.
Wakil Komisaris Mohammad Salahuddin mengonfirmasikan bahwa enam orang tewas dalam dua kejadian longsor yang berbeda di Cox’s Bazar Sadar dan kamp Rohingya, sementara seorang anak meninggal dan ayahnya terluka di kota Teknaf saat hujan deras berlanjut dengan munculnya banyak kerusakan.
Sejak Kamis siang, wilayah tersebut mengalami hujan tanpa henti, menyebabkan genangan air yang meluas dan mengancam ribuan penduduk.
“Hujan kemungkinan akan terus berlanjut selama dua hari lagi,” kata Salahuddin kepada Anadolu, seraya menambahkan bahwa upaya evakuasi dari area perbukitan yang berisiko tinggi sedang berlangsung.
Kantor meteorologi Cox's Bazar mencatat curah hujan sebesar 401 milimeter dalam 24 jam terakhir, menjadikannya curah hujan tertinggi dalam satu hari pada musim ini.
Jalan utama kota, termasuk jalur penting sepanjang lima kilometer, terendam air, menyebabkan 90 persen wilayah tersebut terendam banjir.
Media lokal melaporkan bahwa setidaknya 35 jalan kecil dan rute utama terendam, memaksa lalu lintas berhenti total.
Ribuan rumah terendam, dan lebih dari 500 hotel serta motel terisolasi, membuat para wisatawan terjebak di sejumlah tujuan wisata utama Bangladesh.
Banjir ini memperparah kehancuran akibat banjir bandang yang terjadi sejak 21 Agustus lalu, yang menewaskan sedikitnya 71 orang dan berdapat terhadap lebih dari 5,7 juta penduduk di 11 distrik.
Pemerintah, bersama PBB, telah mendirikan tempat-tempat penampungan darurat, sementara banyak orang masih berjuang dengan rumah-rumah mereka yang mengalami kerusakan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Sektor pertanian Bangladesh rugi 280 juta dolar AS akibat banjir
Baca juga: Huawei kirim bantuan medis untuk korban banjir di Bangladesh
Baca juga: Banjir di Bangladesh, korban tewas bertambah jadi 67
Penerjemah: Primayanti
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024