Garut (ANTARA) - Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Garut, Jawa Barat menjalin kerja sama dengan Bursa Kerja Khusus (BKK) yang berada di satuan pendidikan kejuruan untuk menyerap lulusan tingkat SMK agar bisa bekerja untuk menekan angka pengangguran.
"Fungsi BKK di satuan pendidikan kejuruan tersebut adalah lebih meningkatkan 'link and mach' antara pendidikan keterampilan siswa dengan kebutuhan tenaga kerja, menjalin kerja sama dengan dunia industri dan dunia usaha, sehingga keterserapan lulusan SMK semakin meningkat dari tahun ke tahun," kata Kepala Disnakertrans Kabupaten Garut Muksin di Garut, Jumat.
Ia menjelaskan kerja sama Disnakertrans Garut dengan BKK yang ada di setiap satuan pendidikan kejuruan itu merupakan upaya bersama membuka akses peluang kerja sesuai dengan kebutuhan dan keahlian.
Adanya kerja sama itu, kata dia, juga upaya mengelola angkatan tenaga kerja baru atau yang baru lulus sekolah yang tercatat setiap tahunnya, seperti tahun 2024 lulusan SMA/SMK di Garut sebanyak 32.494 orang.
Angka lulusan itu, kata dia, tentunya harus dikelola dengan benar agar mereka bisa terserap bekerja di berbagai sektor, jika tidak maka jumlah angka pengangguran akan terus bertambah di Kabupaten Garut.
"Apabila tidak dikelola dengan baik tentunya akan menambah angka pengangguran," katanya.
Ia menyebutkan saat ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 angka pengangguran terbuka di Kabupaten Garut sebanyak 102.010 orang atau 7,33 persen, sedangkan data berdasarkan kartu pencari kerja (AK-1) sampai Agustus 2024 sebanyak 16.191 orang.
Terkait jumlah penempatan tenaga kerja di dalam dan luar negeri sampai dengan Agustus yakni sebanyak 8.478 orang terserap di perusahaan dalam negeri, dan 69 orang terserap penempatan melalui BKK.
"Selanjutnya penempatan kerja ke luar negeri sebanyak 401 orang dengan jumlah total penempatan dalam negeri dan luar negeri sebanyak 8.948 orang," katanya.
Ia menambahkan, ada juga upaya perluasan kesempatan kerja dengan kegiatan pemberian kerja sementara sistem padat karya telah menyerap sebanyak 420 orang.
Selain itu, kata Muksin, ada juga pelatihan keterampilan bagi kalangan disabilitas agar dapat bekerja atau berwirausaha mandiri seperti pelatihan menjahit dengan peserta sebanyak 32 orang.
Ia mengungkapkan program lainnya untuk bisa menyerap tenaga kerja seperti menggelar bursa kerja yang dalam waktu dekat akan dilaksanakan di akhir tahun 2024, juga ada program mencari peluang kerja di industri manufaktur yang ada di luar Kabupaten Garut.
"Upaya yang kita lakukan mencari peluang di industri manufaktur yang padat karya di luar Kabupaten Garut, menjadi salah satu pertimbangan, di antaranya menjajaki kerja sama penyiapan SDM untuk industri sepatu di Jepara yang membutuhkan tenaga kerja 3.000 orang," katanya.
Ia menyampaikan saat ini Disnakertrans Garut membuka peluang kerja di luar negeri seperti Jepang, Korea Selatan, dan sejumlah negara di Eropa yang terlebih dahulu menyiapkan keterampilan termasuk bahasa yang bermitra dengan lembaga pelatihan kerja, maupun perusahaan penyalur tenaga kerja ke luar negeri.
Ia menambahkan, Disnakertrans Garut juga bersinergi dengan Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Garut untuk menarik lebih banyak investasi terutama yang padat karya.
"Pada prinsipnya mengatasi tingkat pengangguran terbuka menjadi perhatian tidak hanya Disnaker saja, dinas lain pun seperti Diskop UMKM, Disperindag, dan yang lainnya bekerjasama untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja," katanya.
Baca juga: Direktur SMK Kemendikbud: Lulusan SMK dipacu berwirausaha dan bekerja
Baca juga: DPR ingatkan prodi di SMK harus disesuaikan dengan kebutuhan industri
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024