Informasi terkait regulasi hingga capaian dalam mewujudkan net zero emission (NZE) tahun 2060 perlu terus digaungkan kepada publik dan salah satunya dilaksanakan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak
Jakarta (ANTARA) - Kementerian ESDM menggelar forum bersama humas pemerintah, yang tergabung dalam Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas), dalam rangka makin menggaungkan transisi energi di tanah air

Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Lana Saria dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan, transisi energi menjadi salah satu kebijakan pemerintah yang saat ini menjadi prioritas dan pencapaiannya perlu didukung oleh berbagai pihak, termasuk masyarakat.

"Informasi terkait regulasi hingga capaian dalam mewujudkan net zero emission (NZE) tahun 2060 perlu terus digaungkan kepada publik dan salah satunya dilaksanakan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak," katanya pada Forum Tematis Bakohumas dengan tema "Cirata Mendunia: Membangun Reputasi Global Kejar Target Net Zero Emission".

Saat ini, menurut Lana, pemerintah terus berupaya dalam mengakselerasi transisi energi di Indonesia dengan mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan memanfaatkan energi terbarukan, salah satunya air.

Indonesia memiliki potensi energi air yang sangat besar dengan total potensi mencapai 89,37 GW yang tersebar di 293 lokasi. Adapun potensi di bendungan mencapai 14.701 MW di 257 lokasi.

"Salah satu contoh nyatanya adalah pembangunan PLTS Terapung Cirata sebagai PLTS terbesar se-Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia. PLTS ini dibangun di atas Waduk Cirata seluas 200 hektare yang berlokasi di tiga kabupaten, yakni Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat. Mempunyai kapasitas 145 MW Ac atau setara 192 MWp dan terdiri dari 13 pulau dengan total luasan panel surya sekitar 130 hektare," jelas Lana di Bandung, Jabar, Kamis (12/9).

Selain itu, potensi air di danau-danau seluruh Indonesia juga memiliki cadangan energi yang besar. Tercatat total potensi energi dari danau sebesar 74.665 MW di 36 lokasi.

Lana menyampaikan Indonesia masih memiliki peluang yang sangat besar untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya air sebagai bagian dari transisi energi bersih yang sedang diupayakan.

"PLTS menjadi salah satu contoh proyek energi terbarukan yang penting di Indonesia, karena mencerminkan pergeseran menuju sumber energi bersih dan berkelanjutan dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan masalah lingkungan," ucapnya.

Selain pembangunan infrastruktur, Lana menyampaikan pemerintah juga menjalin kerja sama dengan berbagai negara untuk mewujudkan ambisi pencapaian target transisi energi.

Baru-baru ini dilaksanakan Asia Zero Emission Community (AZEC) 2nd Ministerial Meeting, yang merupakan bagian dari inisiatif pengurangan emisi negara-negara di kawasan Asia dan Australia, serta The 7th Indonesia China Energy Forum (ICEF). Kedua gelaran besar itu mengusung energi bersih sebagai fokus pembahasan.

Di sisi lain, Lana menambahkan pencapaian target NZE 2060 menghadapi sejumlah tantangan, di antaranya pengurangan emisi dari pembangkit listrik, pensiun dini PLTU, hingga optimalisasi sumber energi baru dan terbarukan.

"Untuk mengatasi tantangan-tantangan itu, pemerintah telah menetapkan rencana untuk pengembangan 367 gigawatt (GW) pembangkit listrik EBT pada 2060. Kapasitas PLTS akan menjadi 115 GW, pembangkit listrik terbesar, diikuti oleh PLTA 46 GW, PLT Amonia 41 GW, dan PLTB 37 GW. Selain itu, tidak ada tambahan pembangkit listrik batu bara setelah tahun 2030, kecuali yang sedang dalam tahap konstruksi," kata Lana.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, yang diwakili oleh Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Hasyim Gautama, menyampaikan hasil survei yang dilaksanakan Independent Research Institute Network (IRIS) pada 2023, mendapatkan hasil bahwa meskipun 93 persen masyarakat Indonesia khawatir terhadap dampak perubahan iklim, namun 82 persen merasa dampak perubahan iklim masih bisa diatasi.

"Dengan kondisi ini, selain upaya mengelola pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan, pelibatan semua sektor diperlukan terutama humas dalam membumikan narasi besar program NZE agar mudah dipahami masyarakat," ujarnya.

Hasyim juga mengatakan Forum Tematis Bakohumas Kemeneterian ESDM kali ini menjadi kesempatan berharga bagi insan humas pemerintah untuk melihat langsung program transisi energi.

"Besar harapan agar anggota Bakohumas dapat membuat konten-konten menarik dan edukatif untuk membangun optimisme dan membuka mata serta partisipasi masyarakat mendukung program NZE guna memperlambat dampak perubahan iklim," katanya.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyelenggarakan Forum Tematis Bakohumas untuk berkolaborasi dengan seluruh humas kementerian dan lembaga, juga media massa, untuk menggaungkan informasi transisi energi.

Berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, forum itu akan menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam mendiseminasikan informasi transisi energi kepada para pelaku kehumasan kementerian/lembaga.

Selain sesi diskusi panel dengan narasumber dari Kementerian ESDM dan influencer, peserta juga akan melakukan kunjungan ke PLTS Terapung Cirata sebagai PLTS terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga dunia, serta ke Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata, supaya mendapatkan pemahaman mendalam terkait dengan program transisi energi pemerintah.

Baca juga: ESDM kantongi persetujuan buat PLTS terapung di permukaan waduk
Baca juga: ESDM: Proyek co-generation PLTP 230 megawatt pacu transisi energi RI
Baca juga: Kementerian ESDM: Sewa jaringan listrik bukan untuk liberalisasi

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024