Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020, pisang adalah hasil pertanian utama di Kecamatan Binongko. Bahkan, tanaman ini dapat tumbuh di lahan berbatu. Selain itu, Binongko memiliki area terumbu karang terbesar di antara pulau-pulau sekitar,

Depok (ANTARA) - Tim dari Universitas Indonesia (UI), yang dikoordinasi oleh Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM), melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Wakatobi, Sulawesi Tenggara dengan memberikan edukasi inovasi produk berbasis biodiversitas.

Program bertema “Pengembangan Ekosistem Bisnis Masyarakat Pesisir melalui Peningkatan Nilai Tambah Produk Olahan Pisang dan Ikan di Wakatobi” ini difokuskan pada tiga desa di Pulau Binongko, yaitu Haka, Waloindi, dan Oihu.

Ketua Tim Pengabdi dan dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI, Dr. Retno Lestari, M.Si. di Depok, Jumat, menjelaskan bahwa Pulau Binongko memiliki potensi besar di sektor perkebunan pisang dan kelautan, yang saat ini belum dimanfaatkan secara optimal.

"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020, pisang adalah hasil pertanian utama di Kecamatan Binongko. Bahkan, tanaman ini dapat tumbuh di lahan berbatu. Selain itu, Binongko memiliki area terumbu karang terbesar di antara pulau-pulau sekitar, yang mendukung hasil laut yang melimpah," ujarnya.

Dr. Retno berharap langkah-langkah ini dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Pulau Binongko.

"Dengan inovasi dan dukungan yang kami berikan, kami berharap masyarakat dapat meningkatkan pendapatan, kemandirian, dan kesejahteraan mereka melalui produk olahan yang memiliki nilai tambah tinggi," ujarnya.

Dalam upaya mengembangkan potensi tersebut, Tim Pengabdi UI yang terdiri dari mahasiswa, alumni, dan tenaga ahli termasuk Ilma Ardelia, Rafifadil Salma Putra, Nabil Ariq Ahmad Nurzahid, Amelia Said, Windya Fajira, Alya Nur Fajrina, dan Fajar Reza Budiman melakukan sosialisasi penguatan inovasi produk olahan pisang dan ikan yang bernilai jual tinggi.

Warga diajarkan teknik pembuatan keripik pisang, setup pisang, serta olahan frozen food berbasis ikan, seperti nugget ikan, bakso ikan, dan ikan woku.

Mereka juga diperkenalkan dengan produk-produk khas daerah lain seperti pempek, otak-otak, dan kaki naga, yang dapat menjadi inspirasi bagi inovasi produk lokal.

Selain pelatihan, UI menyediakan modul kewirausahaan serta berbagai peralatan produksi, termasuk timbangan digital, food processor, dan mixer.

Tidak hanya itu, contoh desain label dan kemasan produk juga diberikan sebagai panduan untuk membantu warga memasarkan produk mereka secara lebih profesional.

Ilma Ardelia, mahasiswa FMIPA UI yang turut serta dalam program ini, menyatakan antusiasmenya dalam mendukung pemberdayaan warga.

"Inovasi yang kami ajarkan disesuaikan dengan kemampuan warga untuk memproduksi sendiri, dan kami senang melihat semangat mereka untuk maju dan mandiri," ujarnya.

Lebih dari sekadar pelatihan, Tim Pengabdi UI juga membentuk grup koordinasi program untuk memastikan keberlanjutan dari inisiatif yang telah dilakukan.

Kepala Desa dari Haka, Waloindi, dan Oihu juga turut mendukung upaya ini, terutama dalam hal pengembangan produk dan penguatan usaha melalui desain label dan packaging yang menarik.

Baca juga: UI dan UiTM Malaysia kolaborasi penelitian tata ruang berkelanjutan
Baca juga: Vokasi UI gelar Festival Film 2024 sebagai wadah hidupkan ide

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024