Sampit (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah membuka kembali rute penerbangan Sampit-Surabaya yang sebelumnya sempat tidak tersedia.

Penerbangan dari Maskapai Nam Air rute Sampit-Surabaya di Bandara Haji Asan Sampit resmi dibuka dan dimulai pada Jumat (13/9).
 
“Alhamdulillah hari ini apa yang kita rencanakan dan inginkan bisa terealisasi, yaitu penerbangan perdana rute Sampit-Surabaya,” kata Bupati Kotim Halikinnor.

Ia menjelaskan, penerbangan rute Sampit-Surabaya ini merupakan hasil kerja sama dari BUMD Habaring Hurung dengan Maskapai NAM Air yang ditandatangani beberapa waktu lalu.
 
Hal ini merupakan bagian upaya Pemkab Kotim agar rute Sampit-Surabaya di Bandara Haji Asan Sampit kembali dibuka, setelah Maskapai Wings Air yang sebelumnya melayani rute tersebut menghentikan sementara layanannya dikarenakan pesawat yang digunakan sedang masa pemeliharaan.
 
Di sisi lain, penerbangan Sampit-Surabaya ini merupakan rute yang paling diminati masyarakat Kotim, baik untuk urusan bisnis, bekerja, menuntut ilmu, dan lainnya. Sehingga, ketika rute tersebut dihentikan menimbulkan keresahan di masyarakat.
 
Halikinnor bersyukur kerjasama dengan pihak NAM Air berjalan lancar, sehingga Pesawat Boeing 737-500 dari anak perusahaan Sriwijaya Group tersebut bisa melayani rute Sampit-Surabaya.
 
“Banyak juga pedagang kita yang berbisnis di Surabaya, makanya dengan dibukanya rute ini sangat membantu mereka. Apalagi, durasi perjalanan lebih singkat. Kalau sebelumnya menggunakan pesawat ATR butuh 1,5 jam, sekarang dengan pesawat Boeing hanya 55 menit sudah mendarat,” ujarnya.
 
Selain hemat waktu, harga tiket yang ditetapkan oleh NAM Air juga lebih murah dari maskapai sebelumnya, yakni dari kisaran Rp2,2 juta - Rp2,3 juta menjadi Rp1,1 juta - Rp1,2 juta.
 
Terkait harga tiket ini juga bagian dari kerjasama BUMD Habaring Hurung dan NAM Air, sebab pemerintah daerah meminta agar harga tiket bisa ditekan hingga 50 persen, yakni di kisaran Rp1,2 juta dan sekalipun ada fluktuasi, misalnya pada momentum lebaran, harga tiket paling tinggi di kisaran Rp1,3 juta.
 
“Kerja sama kita ini durasinya empat bulan, insya Allah dalam empat bulan ini harga tiket tetap terkendali. Harapan kita juga, setelah empat bulan ini pihak NAM Air akan menjadikan rute ini sebagai rute reguler mereka,” imbuhnya.

Baca juga: Pemkab Kotim-Pemprov Kalteng sepakat bangun Jembatan Mentaya 
 
Penerbangan perdana ini disambut antusias masyarakat, terbukti dari 120 kursi penumpang atau seat yang tersedia semuanya terisi penuh oleh masyarakat.
 
“Awalnya, kita ingin mencadangkan beberapa seat untuk pejabat daerah, tapi ternyata antusias masyarakat cukup tinggi sehingga semua seat itu terisi penuh. Semoga ini menjadi tanda awal yang baik, apalagi ini Jumat, hari yang berkah,” tutur Halikinnor.
 
Salah seorang penumpang, Ikhwan menyambut baik kembali dibukanya rute Sampit-Surabaya di Bandara Haji Asan Sampit, walau dari maskapai berbeda.
 
Ia mengaku sangat terbantu dengan terbukanya akses dari Sampit ke Surabaya maupun sebaliknya, sebab ia pribadi rutin melakukan perjalanan setidaknya satu kali dalam sebulan untuk menjenguk dua anaknya yang bersekolah di Surabaya.
 
“Kami merasa terbantu, terutama untuk akses ke Surabaya ini banyak masyarakat Sampit yang membutuhkan, karena tak sedikit orang Sampit yang menyekolahkan anaknya di Jawa,” ujarnya.
 
Ketika rute Sampit-Surabaya dihentikan oleh Wings Air sebelumnya, ia mengaku cukup kerepotan. Karena untuk ke Surabaya ia perlu melakukan perjalanan darat beberapa jam ke Palangka Raya agar bisa berangkat melalui Bandara Tjilik Riwut. Dari segi waktu, tenaga dan biaya tentu lebih besar.
 
Terlebih, ketika salah seorang anaknya jatuh sakit dan ia harus segera mengunjungi anaknya, membuat ia menyadari betapa pentingnya layanan transportasi yang mumpuni.
 
“Makanya, kami sangat bersyukur rute ini kembali dibuka. Apalagi, harga tiketnya juga jauh lebih murah dan ada layanan bagasi juga, kalau sebelumnya tidak ada. Mudah-mudahan kedepannya rute ini dibuka lebih sering, bukan cuma dua kali seminggu,” demikian Ikhwan.

Pewarta: Muhammad Arif Hidayat/Devita Maulina
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024