Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, melemah sebesar 45 poin menjadi Rp11.564, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp11.519 per dolar AS.

"Melemahnya data produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal I 2014 yang dirilis pada awal pekan ini masih membuat investor khawatir dengan kinerja perekonomian Indonesia sehingga berdampak pada mata uang rupiah yang melemah," kata analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir.

Dari eksternal, lanjut dia, masih berkontraksinya sektor jasa Tiongkok menambah kekhawatiran investor global terhadap aset-aset di negara berisiko, termasuk Indonesia.

"Seperti diketahui, Tiongkok merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia, melemahnya salah satu indikator ekonomi Tiongkok dapat menimbulkan kekhawatiran akan perbaikan defisit neraca perdagangan Indonesia," ujarnya.

Selain itu, Zulfirman Basir mengatakan investor di pasar uang juga cenderung bersikap waspada menanti pernyataan gubernur bank Sentral AS (the Fed) Janet Yellen.

"Pernyataan Gubernur The Fed itu dinantikan pelaku pasar uang karena dapat memberikan petunjuk lebih lanjut akan outlook kebijakan moneter AS," katany.

Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Rabu ini (7/5), tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp11.527 dibandigkan posisi sebelumnya Rp11.511 per dolar AS.


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014