Kudus (ANTARA) -
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Kudus, Jawa Tengah, menggelar Festival Literasi dan Historia Bea Cukai 2024 sebagai upaya menumbuhkan kesadaran pentingnya literasi sebagai pondasi meraih pengetahuan, keterampilan, dan memahami tata nilai kehidupan.
 
"Tujuan Festival Literasi dan Historia Bea Cukai 2024 ini tidak hanya sekadar memperingati Hari Literasi Internasional, tetapi juga untuk meningkatkan literasi para pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengenai sejarah kretek dan cukai di Indonesia," kata Direktur Direktorat Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa (KBPJ) Kantor Pusat Bea Cukai Nirwala Dwi Heryanto di Aula Colo Bea Cukai Kudus, Kamis.
 
Pada kesempatan tersebut, dia juga menyampaikan bahwa rokok kretek ternyata hasil penemuan coba-coba dari Djamhari untuk menyembuhkan penyakit pada abad 18.
 
Sementara awal abad 19, kata dia, muncul Nitisemito yang mulai memproduksi untuk kepentingan komersial.
 
"Inilah yang mungkin menjadi penting sebetulnya rokok kretek itu yang merupakan warisan atau heritage dari Indonesia itu kapan diciptakan," ujarnya.

Baca juga: Menperin: perkembangan industri rokok bagian sejarah bangsa
Baca juga: Kemenperin: Industrial Festival tingkatkan literasi seputar industri
Baca juga: Seribuan siswa SMP Kota Magelang ikuti festival cakap digital 2024
 
Ia juga mengajak untuk menjalankan bisnis pabrik rokok secara resmi, karena legal itu mudah. Sedangkan perizinan NPPBKC-nya gratis, diajukan di Kantor Bea Cukai.
 
"Jika mengetahui adanya peredaran rokok ilegal tolong informasikan ke kami. Komitmen kita semua untuk tidak menjual dan tidak membeli rokok ilegal sangat berharga sebagai wujud cinta kepada Tanah Air Indonesia," ujarnya.
 
Festival Literasi dan Historia Bea Cukai 2024 itu mengangkat tema "Sejarah Kretek dan Cukai Hasil Tembakau" dengan pembicara yang dihadirkan, Doktor Edy Supratno, penulis buku "Djamhari: Penemu Kretek", dan Hasan Aoni Aziz, mantan Sekjen GAPPRI sekaligus tim periset sejarah kretek dan cukai hasil tembakau.
 
Mengawali acara tersebut, dipandu komunitas Cerita Kudus Tuwa (CKT), jajaran pimpinan dan pegawai Bea Cukai mengunjungi Museum Kretek Kudus dan tempat-tempat bersejarah lainnya di sekitar Kabupaten Kudus, antara lain Kampung Kauman, Gang Pringinan, Langgar Bubrah, Masjid Al-Aqsho Menara Kudus, Masjid Langgardalem, bangunan eks-Fabriek Rokok Kretek Terweloe, dan kediaman Mas Nitisemito "Sang Legenda Rokok Kretek" di dekat Kali Gelis.
 
Diskusi tersebut diselenggarakan secara hybrid, luring dan daring di akun Youtube Bea Cukai Kudus, yang diikuti oleh masyarakat umum dan seluruh pegawai Kementerian Keuangan khususnya Bea Cukai se-Indonesia.
 
Diskusi sejarah kretek dan cukai hasil tembakau juga dihadiri oleh Wawang cucu Nitisemito, Rusdi dari CKT, Prayitno budayawan Kudus, dan beberapa pengusaha pabrik rokok di Kudus.
 

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024