Ujian Nasional di MTS Al Arafah tersebut diikuti oleh 89 orang siswa dari 201 total seluruh siswa sekolah tersebut.
Dengan meja dan kursi belajar yang ditaruh di tengah antara pepohonan kebun karet yang berada di depan sekolah, siswa mencoba berkonsentrasi menjawab soal ujian.
"Susah juga untuk konsentrasi, karena berada di ruang terbuka. Kena matahari, takut ada binatang-binatang kebun yang ganggu masuk ke baju," ujar Fitri, salah satu siswa.
Fitri mengaku tidak nyaman dengan kondisi tersebut. Tetapi dia optimistis bisa menjawab soal dengan baik dan benar. Ia juga berharap ada donatur yang bersedia membantu pembangunan sekolahnya.
"Semoga segera dapat bantuan, jadi kelak adik kelas kami tidak merasakan lagi seperti yang kami rasakan," ujarnya.
Pelaksanaan ujian nasional di kebun karet telah berlangsung selama dua hari ini. Selain di kebun, sebagian siswa kelas IX lainnya ujian di mushola milik warga.
Menurut Madsoleh, ketua Yayasan Abu Naim, selaku pemilik MTS Al Arafah, kondisi demikian terpaksa dilakukan karena fasilitas sekolah yang serba kurang layak.
Ia mengatakan, MTS Al Arafah sudah berdiri selama 14 tahun, dibimbing 14 guru dengan status tenaga kontrak (honor).
"Kami hanya punya dua ruang belajar. Kami tidak sanggup untuk membuat ruang kelas baru karena kemampuan keuangan hanya diandalkan dari uang SPP siswa," ujar Madsoleh.
Menurut Madsoleh, pihaknya sudah melaporkan kondisi sekolah ke Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama setempat, namun hingga kini belum ada tanggapan.
(KR-LR/H-KWR)
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014