Guiyang (ANTARA) - Di sebuah basis pembiakan ayam Silkie di Desa Tiantaishan yang berada di Kota Chishui, Provinsi Guizhou, China barat daya, setiap kandang dilengkapi dengan kamera pengawas yang beroperasi secara waktu nyata (real-time) dan setiap ayamnya dipasangi perangkat mikro.

Teknologi tersebut memungkinkan para peternak untuk melacak langkah harian ayam dan mengidentifikasi ayam yang sakit. Selain itu, sensor yang dipasang di seluruh pagar kandang juga dapat memantau ancaman predator dan mendeteksi kerusakan struktural.

"Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) telah secara signifikan meningkatkan standar pembiakan ayam Silkie kami," ungkap Xu Qiyong, yang mengelola basis pengembangbiakan tersebut.

Menurut Xu, ayam Silkie yang sehat biasanya berjalan 10.000 hingga 20.000 langkah per hari. Jika sistem tersebut mendeteksi ayam yang berjalan kurang dari 1.000 langkah, itu menunjukkan kemungkinan ayam tersebut sakit dan kemudian staf akan segera mengambil tindakan.

Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi digital, AI telah memberdayakan pertanian dengan ketepatan berbasis data dan meningkatkan efisiensi di Guizhou, di mana 92,5 persen lahannya merupakan pegunungan atau berbukit-bukit.

Pada April 2023, sebuah tim yang dibentuk oleh Tencent Cloud dan Tencent Class dari Universitas Shenzhen bersama-sama menerapkan sistem pembiakan ayam Silkie berkonsep cerdas di basis peternakan tersebut, dengan memanfaatkan teknologi AI dan platform awan (cloud).

Berkat sistem ini, tim tersebut berhasil mengatasi berbagai isu seperti pengendalian penyakit dan invasi hewan liar, yang meningkatkan produktivitas basis peternakan itu sebesar 30 persen dalam waktu singkat.

Selain itu, Tencent Cloud dan Tencent Class dari Universitas Shenzhen berkolaborasi dengan Universitas Guizhou serta institusi lainnya untuk mengembangkan model bahasa besar yang dirancang untuk industri unggas.

Sistem berbasis AI ini akan berfungsi sebagai asisten virtual untuk membantu para peternak mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam peternakan ayam Silkie.

"Sejak tahun lalu, kami telah menjual 100.000 ekor ayam Silkie dan 300.000 butir telur, dan permintaan masih lebih tinggi daripada pasokan," ujar Xu. Dia bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk mendorong lebih banyak lagi peternak mengadopsi peternakan ayam berbasis AI, imbuhnya.

Peralihan dari pertanian tradisional berbasis pengalaman ke metode berbasis data dalam peternakan unggas semacam ini sedang menjadi tren umum. Di Caohai, Provinsi Guizhou, Zhongken Potato Industry Co., Ltd. telah mengembangkan platform "pertanian digital 5G+" untuk mendigitalkan dan mengotomatiskan proses pemuliaan kentang.

Di basis pengembangan varietas kentang digital perusahaan tersebut, suhu dan tingkat kelembapan pada rumah kaca dipantau secara real-time, sementara sistem irigasi dikontrol secara otomatis.

Selain itu, sensor inframerah di basis tersebut juga dapat mendeteksi potensi serangan hama, mengurangi risiko kerusakan tanaman berskala besar, dan memastikan pertumbuhan bibit yang stabil dalam lingkungan yang terkendali.

"Kami telah mendirikan pusat pemuliaan benih kentang untuk menghasilkan benih-benih kentang premium. Sebelumnya, para petani dapat memanen paling banyak 1 ton kentang per mu (sekitar 0,07 hektare). Dengan varietas benih unggul yang kami kembangkan, hasil panen kentang kini meningkat menjadi 2 hingga 3 ton per mu," ujar Li Riyu, Manajer Umum Zhongken Potato Industry Co., Ltd.




 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024