Kota Bandung (ANTARA) - Universitas Padjajaran (Unpad) bersama PT Pertamina Bina Medika IHC memulai pembangunan rumah sakit khusus kanker pada awal tahun 2025 yang berlokasi di Jl Dipatiukur 46 Kota Bandung, Jawa Barat.

Rektor Unpad, Rina Indiastuti menjelaskan pembangunan RS khusus kanker tersebut untuk optimalisasi aset lahan negara yang diamanatkan kepada kampus ini.

Baca juga: Kemenkes targetkan penambahan alat deteksi kanker di 16 RS tuntas 2027

“Unpad punya lahan negara, punya sumber daya manusia, lalu IHC punya pengalaman mengelola rumah sakit dan memiliki dana investasi. Jadilah kami berkolaborasi,” kata Rina di Bandung, Kamis.

Rina mengungkapkan lahan yang akan dibangun sudah dipastikan bersertifikat, pemanfaatannya juga sudah mendapat persetujuan dari Kementerian Keuangan sebagai pemilik lahan, juga akan dibebaskan dari pedagang kaki lima yang selama ini berdagang di pinggir jalan sekitar lahan pembangunan.

"Dengan dukungan peralatan yang modern, terkini, dan gabungan SDM yang kompeten, kami merasa pemanfaatan lahan jadi sangat optimal," kata dia.

Rina menjelaskan RS kanker Pertamina Unpad yang akan dibangun ini memiliki tujuh lantai dengan luas bangunan antara 10.000-12.000 meter persegi, dan lahan yang disediakan seluas 8.900 meter persegi.

Sementara itu, Plt Direktur Utama Pertamedika IHC, Lia Partakusuma mengatakan kanker merupakan masalah kesehatan yang sangat tinggi di Indonesia.

Menurutnya, saat ini kanker merupakan penyebab kematian kedua di dunia, dengan 9,6 juta kematian per tahun. Sedangkan di Indonesia terdapat 136 kasus kanker per 100 ribu penduduk, yang menempatkan negara ini pada peringkat ke-8 di Asia Tenggara.

“Pengalaman kami di IHC, jumlah kasus kanker tahun ini meningkat tiga kali lipat dibanding tahun lalu. Kanker paling sering adalah kanker payudara dan serviks, diikuti kanker paru-paru dan hati,” katanya.

Baca juga: Waktu konsultasi terbatas sebabkan minimnya pengetahuan soal kanker

Baca juga: Dokter: Masalah emosional salah satu faktor risiko kanker ginjal


Dia mengatakan berdasarkan hasil studi terbaru yang dilakukan, kanker menjadi salah satu isu kesehatan yang paling mendesak di wilayah Jawa Barat.

Oleh karena itu, kata dia, penyakit ini merupakan hal yang perlu ditangani bersama mengingat biaya untuk menanganinya masih tinggi.

“Kita melihat kasus apa yang paling dibutuhkan masyarakat, penanganannya masih membutuhkan waktu lama, antrean panjang, fasilitasnya atau SDM-nya. Di Jawa Barat, kanker masih menjadi kendala, sehingga lebih dibutuhkan oleh masyarakat,” katanya.

Pewarta: Rubby Jovan Primananda
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024