Jakarta (ANTARA) -
Tenis meja, yang juga dikenal sebagai pingpong, merupakan olahraga yang dimainkan di atas meja dengan menggunakan raket (bet) dan bola kecil.

Tenis meja dapat dimainkan oleh dua orang dalam permainan tunggal atau dua pasangan dalam permainan ganda. Olahraga itu dapat dimainkan oleh pria maupun wanita, serta oleh berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Tenis meja sangat populer karena aturannya yang mudah dipahami dan tidak terlalu rumit untuk dipelajari. Pemain dapat memukul bola melintasi meja yang dibagi oleh jaring net.

Permainan pingpong bertujuan mencetak poin dengan membuat bola tidak bisa dikembalikan oleh lawan. Setiap pemain melakukan servis dan rally hingga lawan tidak dapat mengembalikan bola dengan benar.
 
Cara bermain tenis meja
 
Tenis meja dimainkan di meja datar dengan dua pemain (tunggal) atau empat pemain (ganda). Menurut buku "Cabang Olahraga Tenis Meja" karya Bebbi Oktara, berikut merupakan cara bermain tenis meja.

1. Perlengkapan

Pemain memerlukan meja tenis meja, net, dua raket, dan satu bola kecil. Meja khusus tenis meja memiliki ukuran standar 2,74 meter panjang, 1,525 meter lebar, dan 76 cm tinggi.

Pada bagian tengah meja, terdapat net yang membagi wilayah untuk masing-masing pemain. 

Bola untuk tenis meja terbuat dari bahan selulosa dan tidak berkilat. Diameter bola pingpong pada umumnya berukuran 28,2 - 37,2 milimeter, sementara bobotnya sekitar 2,4 gram.

Sementara untuk raket, biasanya terbuat dari kayu dengan bagian pemuluk dilapisi karet.
 
2. Aturan dasar
  • Servis
Permainan dimulai dengan servis. Pemain harus memantulkan bola di sisi meja mereka terlebih dahulu sebelum meluncurkannya melewati net ke sisi lawan.
  • Rally
Setelah servis, pemain secara bergantian memukul bola. Bola harus memantul sekali di sisi meja mereka sebelum melewati jaring.

Lawan harus mengembalikan bola dengan satu pukulan sebelum bola memantul dua kali di meja mereka.
  • Kembalikan Bola
Setelah servis, lawan harus mengembalikan bola dengan memantulkannya di meja mereka sebelum melewati net. Setiap pemain harus memukul bola dengan raket mereka.
  • Poin
Poin diperoleh ketika lawan gagal mengembalikan bola dengan benar. Bola harus memantul di meja sebelum melewati net.

3. Skor

Permainan biasanya dimainkan dalam format best-of-five atau best-of-seven set. Setiap set dimenangkan oleh pemain pertama yang mencapai 11 poin, dengan syarat harus unggul minimal 2 poin.

4. Teknik Dasar
  • Forehand dan backhand
​​​​​​​Pemain menggunakan teknik forehand (mengayunkan raket dengan tangan dominan) dan backhand (mengayunkan raket dengan tangan non-dominan) untuk memukul bola.
  • Spin
​​​​​​​Menambahkan spin pada bola dapat membuatnya sulit dikembalikan lawan. Pemain dapat menguasai teknik topspin, backspin, atau sidespin.

5. Strategi

Menggunakan variasi kecepatan dan spin, serta menargetkan area meja yang lemah pada lawan, merupakan strategi penting untuk memenangkan pertandingan

Tenis meja tidak hanya mengandalkan kecepatan dan ketepatan, tetapi juga strategi dan konsentrasi. Dengan latihan dan teknik yang baik, pemain dapat meningkatkan keterampilan mereka dan menikmati permainan ini lebih maksimal.

Sejarah tenis meja

Tenis meja berasal dari Inggris Raya dan mulai dimainkan pada zaman Victoria 1880-an. Pada masa itu, permainan ini menggunakan bola kecil dari karet dan disebut sebagai miniatur tenis.

Masyarakat elite Victoria menganggap tenis meja sebagai hiburan setelah makan malam. Setelah James Gibb memperkenalkan bola seluloid, permainan itu mulai berkembang menjadi tenis meja modern.

Pada 1926, International Table Tennis Federation (ITTF) didirikan di London Kejuaraan dunia tenis meja pertama diselenggarakan di sana setahun kemudian.

Pada Olimpiade Seoul 1988, tenis meja diakui sebagai salah satu cabang olahraga dan dipertandingkan untuk pertama kali pada ajang tersebut.

Tenis meja menjadi juga salah satu olahraga yang populer di Indonesia dan memiliki asosiasi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI).

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024