Moskow (ANTARA) - Sedikitnya 88 kasus penyakit cacar monyet (mpox) ditemukan di kalangan pengungsi di Afrika, termasuk 68 kasus di Republik Demokratik Kongo (DRC), kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).

"Sebanyak 88 kasus cacar monyet dilaporkan di kalangan pengungsi di Afrika, dengan 68 kasus di antaranya berasal dari pengungsi di Republik Demokratik Kongo (DRC), negara yang telah mencatat jumlah kasus tertinggi secara global," kata UNHCR pada Rabu (11/9).

Menurut UNHCR, kasus cacar monyet juga ditemukan di antara pengungsi dari Republik Kongo dan Rwanda.

Lembaga PBB itu mendesak komunitas internasional agar mengalokasikan dana sebesar 21,4 juta dolar AS (sekitar Rp329 miliar) untuk mencegah sekaligus membasmi penyakit cacar monyet di antara 9,9 juta pengungsi di 35 negara Afrika.

Mpox, atau dikenal sebagai cacar monyet, adalah penyakit menular langka yang juga dapat ditularkan antar manusia.

Biasanya, penyakit ini ringan dan kebanyakan orang sembuh dalam beberapa pekan, namun pada sebagian orang mungkin bisa juga mengalami komplikasi.

Gejala awal mpox meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, pembesaran kelenjar getah bening, menggigil, dan kelelahan.

Ruam juga dapat muncul, biasanya dimulai di wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: Republik Demokratik Kongo terima 50.000 dosis vaksin mpox dari AS
Baca juga: CDC Afrika dan WHO luncurkan rencana bersama melawan wabah Mpox
Baca juga: Dirjen WHO bahas wabah mpox dengan badan-badan PBB di Kongo

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024