Jakarta (ANTARA) - Guna menyusutkan angka stunting di Indonesia, ID FOOD melalui anak usahanya PT Rajawali Nusindo menjalin kolaborasi dengan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) mengirimkan 219 ribu paket telur dan daging ayam ke Naikolan, Maulafa, Kupang, NTT.
Sekretaris Korporasi Rajawali Nusindo Sofyan Effendi mengatakan bahwa dengan menggandeng PELNI sebagai salah satu transporter terbesar memiliki keunggulan dari efisiensi waktu dan muatan yang lebih besar.
“Bersama PELNI kita akan mengirimkan telur dan daging ayam ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 219 ribu paket, yang akan dilaksanakan secara bertahap sampai dengan akhir September 2024,” kata Sofyan Effendi melalui keterangan resminya, Kamis.
Kegiatan ini masih merupakan terusan dari program yang ditugaskan oleh Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), untuk menyalurkan bantuan pangan terkait penanganan stunting yang dijalankan ID FOOD Group.
Baca juga: PLN penuhi gizi masyarakat lewat Desa Berdaya di Kabupaten Kupang
Baca juga: Save the Children-Nutrition International bantu turunkan stunting
Dalam program tersebut, di tahun 2024 secara total ID FOOD melalui PT Rajawali Nusindo telah mengalokasikan sebanyak 438 paket bantuan telur dan daging ayam untuk wilayah NTT.
Menurut dia, 438 paket bantuan tersebut disalurkan kepada 73 ribu Keluarga Risiko Stunting (KRS) di wilayah NTT berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
“Penyaluran dilakukan dalam 2 tahap, di mana setiap tahapannya disalurkan sebanyak 219 ribu paket. Jadi pada setiap tahapan, masing-masing KRS akan menerima 3 kali penyaluran paket batuan,” lanjut dia.
Dia menambahkan bahwa penyaluran di provinsi NTT pada setiap tahapan dilakukan di 5 kabupaten/kota, terdiri dari Ende dengan kuota sebanyak 17.766 paket, Kupang sebanyak 88.266 paket, Labuan Bajo 43.128 paket, Maumere 26.265 paket, dan Waingapu 43.779 paket.
Setiap paket yang disalurkan kepada Keluarga risiko Stunting ini terdiri dari 10 butir telur ayam dan 1 kg daging ayam dan hingga saat ini, penyaluran bantuan di NTT telah memasuki tahap ke 2.
“Pada penyaluran tahap ke 2 ini kami menggandeng PELNI sebagai salah satu transporter, dengan tujuan pengiriman ke Kupang sebanyak 88 ribu paket, Ende 18 ribu paket, Labuan bajo 21 ribu paket, dan Waingapu 22 ribu paket,” katanya.
Baca juga: BKKBN edukasi bidan di NTT cegah stunting pada 1.000 HPK
Sehingga, program ini diharapkan dapat memenuhi asupan gizi bagi keluarga yang mempunyai balita rawan stunting serta bagi ibu hamil di kawasan tersebut.
"Harapannya bantuan yang diberikan tersebut bisa bermanfaat dan segera bisa diolah untuk menambah asupan gizi bagi ibu hamil dan anak balita di wilayah NTT yang masuk ke dalam kategori rawan stunting," ucap dia..
Untuk diketahui bersama, berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting pada balita di Provinsi NTT sebesar 37,9 persen. Hal ini menunjukkan bahwa 37 hingga 38 dari 100 balita mengalami stunting. Angka ini menjadikan NTT sebagai provinsi kedua dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Indonesia setelah Provinsi Papua Pegunungan.
Sedangkan Target prevalensi stunting pada balita di Indonesia 2023 yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020-2024 adalah sebesar 16 persen. Prevalensi stunting pada balita memiliki ambang batas 20 persen.
Wilayah dengan prevalensi lebih dari 20 persen dikatakan tinggi atau sangat tinggi. Sementara itu, dalam RPJMD Provinsi NTT 2018-2023, target prevalensi stunting pada balita sebesar 10-12 persen. Dengan demikian NTT termasuk dalam wilayah dengan prevalensi stunting pada balita yang sangat tinggi dan sangat jauh dari target nasional ataupun daerah.
Baca juga: BKKBN paparkan kendala penanganan dan penurunan stunting NTT
Baca juga: Menkes pastikan penanganan stunting di Kupang terlaksana dengan baik
Baca juga: Kemenkominfo apresiasi Pemkab Mabar gandeng tokoh agama cegah stunting
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024