Dalam transformasi pelayanan kesehatan rujukan, mutu pelayanan harus terus ditingkatkan demi keselamatan para pasien
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pelibatan pasien dalam proses diagnosis dan perawatan dapat mengurangi hingga 15 persen risiko bahaya yang dapat dicegah.

Dalam sambutannya secara virtual dalam acara "Webinar World Patient Safety Day: Improving Diagnosis for Patient Safety" di Jakarta, Kamis, Budi menjelaskan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa tiap tahunnya, terdapat 134 juta kejadian tidak diharapkan di rumah sakit.

"Hal ini berkontribusi terhadap lebih dari 2 juta kematian karena perawatan yang tidak aman," kata Budi.

Dia menuturkan dalam transformasi pelayanan kesehatan rujukan, mutu pelayanan harus terus ditingkatkan demi keselamatan para pasien.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Azhar Jaya mengatakan bahwa Hari Keselamatan Pasien Sedunia untuk mempromosikan dan meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat global, sehingga semua dapat meningkatkan pemahaman untuk secara solid mempromosikan keselamatan pasien.

Baca juga: Menkes sarankan masyarakat yang miliki komorbid rutin vaksinasi
Baca juga: Menkes: Mengubah narasi tentang bunuh diri bisa selamatkan banyak jiwa

"Pada tahun 2024 ini, temanya yang ditetapkan adalah Improving Diagnosis for Patient Safety dengan slogan Get it Right, Make it Safe. Tema dan slogan ini meningkatkan pentingnya diagnosis yang benar dan tepat waktu guna memastikan keselamatan pasien," kata Azhar.

Dia menilai, tema tersebut mengingatkan pada pentingnya diagnosis yang benar, tepat waktu, dan aman guna meningkatkan keselamatan pasien.

Selain itu, katanya, mengutamakan keselamatan diagnostik dalam kebijakan keselamatan pasien dan praktik klinis di semua tingkat layanan kesehatan.

"Hal ini sebenarnya selaras juga dengan Rencana Aksi Keselamatan Pasien Global tahun 2021 sampai dengan 2030," kata dia menuturkan.

Yang ketiga, katanya, adalah menumbuhkan kolaborasi antara para pembuat kebijakan, pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan, petugas kesehatan, organisasi pasien, dan pemangku kepentingan lainnya dalam memajukan diagnosis yang benar, tepat waktu, dan aman.

"Dan terakhir, memperdayakan pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dengan petugas kesehatan dan pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dalam melakukan perbaikan proses diagnostik," katanya.

Baca juga: Menkes: Kekebalan terhadap Mpox bisa terbentuk dari vaksin cacar
Baca juga: BRIN ingatkan disiplin protokol kesehatan cegah penularan cacar monyet

 

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024