...tujuan mereka adalah tidak untuk menegakkan hukum atau membubarkan protes, namun lebih untuk menghukum orang demi pandangan politis atau anggapan mereka.”

Washington (ANTARA News) – Pasukan keamanan Venezuela terlibatdalam “pola pelanggaran serius” terhadap demonstranantipemerintah, termasuk penyiksaan, dengan tujuan menghukumpembangkang politik, kata Human Rights Watch, Senin.

Dalam laporan yang berisi kecaman pedas, kelompok HAM itumengatakan para pejabat kantor Jaksa Agung Venezuela dan kehakimandalam banyak kasus “mengetahui tentang, berpartisipasi dalam, ataubahkan menoleransi siksaan terhadap demonstran dan tahanan, termasukpelanggaran serius terhadap semestinya hak proses mereka,” lapor AFP.

Venezuela menggelepar-gelepar akibat terkadang protes kerasterhadap pemerintah kiri Presiden Nicolas Maduro yang mengakibatkan41 orang tewas sejak pertengahan Februari, hampir seluruhnya sipil.

Jose Miguel Vivanco, Direktur HRW Amerika, mengatakan polapelanggaran tersebut telah menciptakan “salah satu krisis palingserius di Venezuela selama bertahun-tahun.”

Sebuah penyelidikan yang dilakukan oleh HRW di Venezuela padaMaret menemukan apa yang dikatakannya “bukti kuat” pelanggaranhak asasi manusia dalam 45 kasus melibatkan 150 warga sipil diCaracas dan tiga negara bagian.

“Apa yang kami temukan selama penyelidikan di negara itu danriset berikutnya adalah sebuah pola pelanggaran serius,” katanya.

Dalam sedikitnya 10 kasus, “pelanggaran tersebut jelas merupakanpenyiksaan,” kata laporan itu.

“Dalam kebanyakan kasus kami mendokumentasikan, pasukan keamananmenggunakan kekerasan tak sah, termasuk penembakan dan pemukulankejam terhadap individu tak bersenjata,” katanya.

HRW mengatakan “pasukan keamanan membolehkan geng bersenjatapro-pemerintah menyerang warga sipil tak bersenjata, dan dalamsejumlah kasus secara terbuka berkolaborasi dengan mereka dalamserangan, riset kami menemukan.”

Laporan tersebut mencatat bahwa sejumlah demonstran telahmenggunakan kekerasan, melempar batu dan bom molotov, dan pasukankeamanan juga menjadi korban tewas dan luka berkaitan dengandemo-demo tersebut.

Namun dikatakannya dalam kasus tersebut kelompok itumendokumentasikan bukti yang mengindikasikan bahwa para korbanpelanggaran pasukan keamanan tidak bersenjata dan tidak melakukantindak kekerasan, dan sejumlah pelanggaran terburuk dilakukanterhadap orang yang bahkan tidak turut serta dalam demo, atau sudahditahan.

“Sifat dan timing terjadinya banyak pelanggaran ini – maupunseringnya penggunaan slogan politis oleh para pelaku kejahatantersebut – mengindikasikan bahwa tujuan mereka adalah tidak untukmenegakkan hukum atau membubarkan protes, namun lebih untukmenghukum orang demi pandangan politis atau anggapan mereka,” katalaporan tersebut.

Dalam banyak hal, pasukan keamanan nampaknya menyasar paraindividu yang memotret atau memvideo konfrontasi melawan parademonstran, sekitar separuhnya adalah wartawan, kata HRW. (*)

Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014