Jakarta (ANTARA) -
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet mengatakan Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu mengatasi berbagai persoalan bangsa dan memberi solusi menghadapi tantangan global untuk menyatukan kemajemukan serta membangun soliditas kebangsaan agar mampu membawa negara maju dan unggul.
 
Menurut dia, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan tingkat kemajemukan yang sangat heterogen, menghadapi potensi ancaman dalam negeri yang mewujud dalam bentuk gangguan, seperti separatisme, terorisme, konflik komunal, radikalisme, ancaman keamanan maritim dan kejahatan transnasional (lintasbatas).

"Jika tidak siap dan waspada, kita dapat saja tergilas dalam kompetisi global yang tidak mengenal batasan ruang dan waktu. Berbaurnya ancaman militer dan non-militer mendorong terciptanya dilema geopolitik dan geostrategis global yang sulit diprediksi dan diantisipasi," kata Bamsoet dalam keterangan diterima di Jakarta, Rabu.

Sebagai bagian dari komunitas global, menurut dia, bangsa Indonesia tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh dan situasi global. Perang Rusia-Ukraina, ketegangan China-Taiwan ataupun potensi konflik di semenanjung Korea, adalah sebagian dari beberapa isu yang dipandang berpengaruh pada stabilitas geopolitik global.

"Selain itu, masih ada potensi ketegangan Turki-Yunani yang dipicu oleh militerisasi kawasan laut Aegea. Kehadiran militer China di kawasan Laut China Selatan juga dapat memantik ketegangan AS-China, serta beberapa negara di kawasan tersebut, antara lain Vietnam, Malaysia, Filipina, Australia, termasuk Indonesia," kata dia.

Dia mengatakan pergeseran geopolitik global juga diwarnai oleh beberapa fenomena, di antaranya ambisi China untuk menasbihkan diri sebagai pemimpin dunia pada tahun 2049. Untuk mewujudkan visi 2049 tersebut, salah satu upaya yang dilakukan China menurutnya adalah menaikkan anggaran belanja untuk militer.

Berbagai gambaran mengenai kondisi geopolitik dan geoekonomi global tersebut, menurutnya menyadarkan bahwa saat ini bangsa Indonesia berada dalam dunia yang jauh berbeda dibanding era sebelumnya. Dinamika lingkungan strategis dan laju peradaban zaman pun menurutnya diwarnai kompetisi dan perebutan pengaruh negara-negara besar yang telah menempatkan Indonesia pada pusaran kepentingan global.
Baca juga: Bamsoet bangga Paus Fransiskus perhatikan keberagaman RI dan UUD 1945
Baca juga: MPR kerja sama dengan LDII untuk gelar Sekolah Virtual Kebangsaan
Baca juga: Bamsoet nilai perlu adanya pembaruan perundangan terkait senjata api
Baca juga: MPR: Indonesia perlu ciptakan kedaulatan pangan hindari risiko krisis

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024