Hafiza Syakira, siswi kelas 10 jurusan tata boga SMK Negeri 8 Medan, adalah salah satu dari sekian banyak pelajar yang mendapat kesempatan unik ini.

Bersama rekan-rekannya, ia ditugaskan untuk meliput pertandingan dan membuat laporan yang nantinya akan dipresentasikan di kelas.

“Kami dibagi dalam beberapa kelompok, setiap anggota kelompok punya tugas masing-masing, ada yang menjadi pewawancara, ada yang merekam video, dan ada juga yang nanti mengedit hasil liputan kami,” kata Hafiza.

Senada, Zaskia juga mengatakan bahwa pengalaman ini bukan sekadar tugas sekolah, tetapi juga kesempatan untuk melatih kepercayaan diri dan keterampilan komunikasi.

Tidak hanya itu, para siswa ini mengaku makin tertarik dengan dunia jurnalistik setelah merasakan langsung bagaimana proses meliput sebuah acara besar.

Seorang siswa mewawancarai peloncat indah DKI Jakarta Nur Mufiidah Sudirman (kanan) yang meraih medali perunggu pada nomor papan 1 meter putri pada PON XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara di Kolam Renang Selayang, Medan, Sumatera Utara, Rabu (11/9/2024). (ANTARA/Muhammad Ramdan)
Menjadi bagian dari pesta olahraga terbesar di Indonesia ini memberikan pelajaran yang tak ternilai, terutama dalam hal membangun rasa percaya diri dan kemampuan berkomunikasi siswa-siswa tersebut.

“Rasanya seru bisa ikut terlibat, apalagi ini acara besar seperti PON. Kami jadi tahu bagaimana prosesnya, dari mengamati pertandingan sampai wawancara atlet,” ujar Zaskia.

Menariknya lagi para atlet yang menjadi narasumber mereka juga dengan antusias menjawab pertanyaan-pertanyaan dari “jurnalis dadakan” ini.

Misalnya, dua atlet Jawa Timur Gladies Lariesa Garina Hagakore dan Aldinsyah Putra Rafi, serta peloncat indah DKI Jakarta Nur Mufiidah Sudirman yang semangat melayani setiap pertanyaan.

Baca juga: Kemenkominfo siapkan bandwidth memadai di pusat media PON XXI
Baca juga: Panwasrah sebut pusat media utama PON di Sumut bertaraf internasional


Selanjutnya: Tantangan reportase

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024