Akibat dari tremor, ya strombolian (letusan) itu, bukan muncul fenomena baru lagi

Purwokerto (ANTARA News) - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Muhamad Hendrasto mengatakan bahwa gempa tremor sudah lama muncul di Gunung Slamet, Jawa Tengah, yang saat ini berstatus "Siaga" (level III).

"Tremor sudah lama muncul. Akibat dari tremor, ya strombolian (letusan) itu, bukan muncul fenomena baru lagi," katanya terkait semakin seringnya gempa tremor yang muncul di Gunung Slamet dalam 18 jam terakhir, saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.

Disinggung mengenai kemungkinan gempa tremor tersebut mengakibatkan lava keluar dari kawah Gunung Slamet, dia tidak bisa memastikan hal itu.

"Ya enggak tahu, kita lihat saja. Saya tidak akan berandai-andai, itu meramal nantinya," kata dia menegaskan.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan mengikuti terus perkembangan aktivitas Gunung Slamet.

"Kalau seperti itu terus (tremor), ya seperti ini (muncul strombolian). Kalau nanti muncul lavanya, ya beda lagi," katanya.

Saat ditanya mengenai lontaran material pijar yang mengarah ke selatan, dia mengatakan bahwa hal itu kemungkinan tidak terpantau oleh Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, akibat terkena kabut.

Jika tidak berkabut, kata dia, lontaran material pijar tersebut dapat terlihat jelas di pos pengamatan dari segala arah.

"Jadi, jangan dibayangkan arah semburan itu berpindah-pindah," katanya.

Disinggung kemungkinan PVMBG memasang kamera pengintai (closed circuit television/CCTV) di sisi selatan, Hendrasto mengatakan bahwa hal itu belum perlu dilakukan karena jika Gunung Slamet tertutup kabut, kamera tersebut tidak bisa memantau lontaran material pijar.

Berdasarkan data pengamatan yang dilakukan Pos PGA Slamet di Gambuhan pada hari Senin, pukul 06.00-12.00 WIB, Gunung Slamet terhalang kabut dan saat cerah teramati embusan asap putih tipis-tebal, tinggi 50-150 meter, sedangkan dari sisi kegempaan terekam 20 kali gempa letusan, 48 kali gempa embusan, dan sembilan kali gempa tremor harmonik.

Sementara pada pukul 00.00-06.00 WIB, teramati asap putih tipis setinggi 150 meter, enam kali letusan asap, diikutu sinar api dengan tinggi 150-400 meter condong ke barat, sedangkan dari sisi kegempaan tercatat sembilan kali gempa letusan dan 38 kali gempa embusan.

Dalam pengamatan yang dilakukan pada hari Minggu (4/5), pukul 18.00-00.00 WIB, teramati enam kali letusan asap disertai sinar api dengan tinggi 150-400 meter yang condong ke barat, sedangkan dari sisi kegempaan tercatat 15 kali gempa letusan, 65 kali gempa embusan, dan sembilan kali tremor vulkanik.

Gempa tremor vulkanik juga tercatat dalam pengamatan yang dilakukan pada hari Minggu (4/5), pukul 00.00-06.00 WIB, sebanyak satu kali, dan pukul 06.00-12.00 WIB, sebanyak tujuh kali.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014