Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mengimbau warga agar mewaspadai penyebaran penyakit cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) meski belum ada temuan suspek di daerah itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Alamsyah mengatakan saat ini wilayahnya masih aman dari kasus penyakit Mpox, namun prosedur kewaspadaan tetap harus dijalankan sebagai upaya antisipatif.

"Belum ada temuan kasus cacar monyet yang kami terima. Bahkan di seluruh area Provinsi Jawa Barat juga belum ada," katanya di Cikarang, Rabu.

Dia mengatakan penerapan pola hidup bersih dan sehat dapat dijadikan pedoman agar masyarakat tidak terinfeksi serangan virus tersebut.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi juga telah melakukan sosialisasi dan edukasi terkait kewaspadaan terhadap penderita atau pendatang yang menunjukkan gejala suspek penyakit tersebut.

"Penting bagi masyarakat untuk memahami lebih lanjut tentang penyakit cacar monyet, termasuk penyebab, gejala, dan cara menyembuhkan," katanya.

Alamsyah menjelaskan cacar monyet merupakan penyakit kulit yang disebabkan infeksi virus langka dari hewan (zoonosis) atau lebih dikenal sebagai virus Monkeypox. Virus ini dinamakan cacar monyet karena monyet merupakan inang utama virus tersebut.

Seseorang yang terkena penyakit ini ditandai dengan kemunculan bintil-bintil bernanah di permukaan kulit, bahkan hingga melepuh. Sama seperti cacar air, cacar monyet juga disertai demam, tetapi dengan pembengkakan kelenjar getah bening pada ketiak.

"Tanda-tandanya perlu dikenali agar virus ini tidak menyebar atau menular," katanya.

Alamsyah juga menyebutkan masyarakat dapat membedakan cacar monyet dengan penyakit kulit lain seperti cacar air atau herpes. Penyebab utama sering kali disebabkan gigitan hewan liar seperti tupai dan monyet dengan penularan dari hewan ke manusia yang paling umum terjadi.

Gejala penyakit cacar monyet biasanya mulai dirasakan enam sampai 16 hari setelah terpapar, dengan masa inkubasi virus berkisar antara enam hingga 13 hari.

"WHO membagi gejala cacar monyet menjadi dua periode infeksi yaitu periode invasi dan periode erupsi kulit," katanya.

Selain bintil-bintil berisi cairan, gejala lain yang perlu dikenali adalah sakit kepala berat, demam, sakit punggung, lemas, nyeri otot, mual, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan seluruh puskesmas juga telah kami instruksikan untuk melakukan pengecekan secara rutin saat masyarakat memeriksakan kesehatan mereka sebagai langkah awal pencegahan cacar monyet," kata dia.

Baca juga: Menkes: Kekebalan terhadap Mpox bisa terbentuk dari vaksin cacar

Baca juga: Pj Bupati Brebes jadi orang pertama yang terjangkit virus cacar monyet di Brebes, benarkah?

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024