Kabupaten Deli Serdang (ANTARA) - Peboling tim Sumatera Utara (Sumut) Oscar mengatakan dirinya dan Hardy Rachmadian selevel dengan pasangan asal Jawa Timur (Jatim), Billy Muhammad Islam dan Ryan Lalisang, hanya belum beruntung untuk merebut emas PON XXI Aceh-Sumut 2024.
Ia membeberkan, pada dasarnya kekuatan kedua pasangan hampir sama untuk bersaing dalam final nomor ganda putra, tetapi faktor keberuntungan belum berpihak kepada timnya, sehingga emas luput dari genggaman.
"Kami akan tetap fight, cuma keberuntungan saja yang belum berpihak, tetapi tetap optimistis untuk nomor-nomor berikutnya," kata Oscar di GOR Bowling Hj Rayati Syafrin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, usai menerima medali perak.
Lebih lanjut dia membeberkan, dengan hasil skor 1-2 atau memaksa pertandingan hingga gim ketiga, membuktikan level permainan masih setara dengan tim Jatim yang dihuni banyak langganan tim nasional, sehingga masih terbuka peluang untuk merebut emas ke depan.
Ia menyadari, tanggung jawab sebagai tim tuan rumah untuk meraih hasil maksimal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi mental bertanding.
Oleh sebab itu, permainan Oscar dan Hardy tidak konsisten sehingga kecolongan di gim pertama dan ketiga.
"Ditambah, mereka juga tadi ada sedikit keberuntungan juga," ujar atlet senior itu.
Meski begitu, lanjut Oscar, dia tetap meminta maaf kepada seluruh masyarakat Sumut, pengurus KONI, dan Persatuan Boling Indonesia (PBI) wilayah Sumut, karena belum mampu memberikan emas dari nomor pertandingan tersebut, walaupun sudah berjuang sampai akhir.
Pada PON XXI Aceh-Sumut 2024, sebanyak 77 peboling yang terdiri 44 atlet putra dan 33 putri dari 10 provinsi, bersaing menjadi yang terbaik di cabang olahraga boling, dengan total 11 nomor pertandingan, di antaranya tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, ganda campuran, dan master.
Baca juga: Aldila: Sulit lawan peboling Jatim, senang menang dua gim langsung
Baca juga: Boling - Billy dan Nadia, suami-istri raih emas meski beda provinsi
Pewarta: Donny Aditra
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024