Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina mendukung wacana pemberian "susu ikan" sebagai pengganti susu sapi dalam Program Makan Bergizi Gratis Presiden Terpilih Pilpres 2024 Prabowo Subianto.
"Kami menyambut positif usulan tersebut, sangat baik," kata Arzeti menanggapi kemunculan berita mengenai menu minuman berupa "susu ikan" sebagai pengganti susu sapi dalam Program Makan Bergizi Gratis, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Meskipun demikian, menurut dia, penamaan "susu ikan" itu perlu diganti dengan minuman bergizi tinggi dari ikan.
Arzeti menjelaskan penamaan "susu ikan" dianggap kurang tepat oleh para ahli gizi karena produk minuman yang dimaksud bukan berasal dari puting ikan langsung, seperti halnya dengan sapi.
"Ahli gizi kurang menyetujui dengan bahasa 'susu ikan' karena susu itu keluarnya dari puting, sedangkan ikan tidak sehingga lebih baik menggunakan bahasa minuman bergizi tinggi," ucap dia.
Baca juga: Peneliti BRIN ungkap kelebihan "susu ikan" dalam Program Makan Gratis
Namun, terlepas dari persoalan penamaan tersebut, Arzeti menilai gagasan program pengganti susu sapi tersebut sangat baik. Pasalnya, kata dia, susu yang berasal dari ikan memiliki kandungan omega 3 yang tinggi dan baik untuk mendukung kecerdasan anak-anak.
"Ini hal yang baik karena kandungan dari ikan bisa menunjang pembentukan generasi emas ke depan. Ikan adalah sumber protein berkualitas, omega 3 tinggi, kandungan vitamin, dan mineral, serta mendukung kesehatan otak, menjaga kesehatan kulit, dan membuat imun juga sangat baik,” kata dia menjelaskan.
Baca juga: Guru Besar IPB: Omega 3 susu ikan lebih tinggi dibanding susu sapi
Namun, dia mengingatkan bahwa produsen susu ikan saat ini belum banyak. Mereka yang ingin secara konsisten memasukkan susu ikan ke daftar menu sebaiknya mempertimbangkan ketersediaan produk itu.
"Produk ini masih belum banyak dikenal dan dikonsumsi banyak orang maka perlu dipertimbangkan juga apakah mudah didapatkan jika akan dimasukkan ke dalam daftar menu sehari-hari, sehingga dapat terjaga konsistensi keberadaannya dalam menu," kata Fitri.
Baca juga: MenKopUKM luncurkan produk susu ikan hasil kemitraan koperasi dan UKM
Ia juga menyampaikan sebagaimana susu sapi, susu ikan juga mengandung alergen yang bisa memicu reaksi alergi pada orang tertentu. Selain itu, kata dia, diperlukan mempertimbangkan mengenai penerimaan terhadap rasa dan aroma susu ikan karena tidak semua orang menyukainya.
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024