melalui sungut nyamuk, bakteri tidak akan keluar. Jadi aman
Jakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyatakan  tidak ada penularan bakteri wolbachia dari tubuh nyamuk aedes aegypti ke manusia atau bahkan ke nyamuk lainnya.

"Tidak perlu takut. Wolbachia tidak akan ditularkan dari nyamuk aedes aegypti ke manusia atau dari nyamuk ke lainnya. Tidak ada penularan wolbachia dari nyamuk ke manusia," kata Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta dr. Maryati Kasiman, M.K.K.K. dalam seminar daring yang disiarkan langsung di laman YouTube Pemprov DKI Jakarta, Rabu.

Baca juga: Pemprov DKI siapkan 1.400 ember berisi telur nyamuk ber-wolbachia 

Dia menegaskan telur-telur dari nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia yang menetas sifatnya bukannya ditularkan melalui belalai nyamuk atau probosis. Oleh karena itu, tidak ada penyakit tertentu yang bisa dialami manusia setelah tergigit nyamuk aedes aeypti ber-wolbachia.

Maryati mengatakan nyamuk aedes aegypti yang mengandung bakteri wolbachia tampak sama dengan nyamuk aedes aegypti lainnya sehingga masyarakat tidak bisa membedakan. Kendati demikian, dia mengingatkan masyarakat tidak perlu khawatir.

Baca juga: Peluncuran nyamuk berwolbachia di Jakarta Barat bukan lagi uji coba

"Karena melalui sungut nyamuk, bakteri tidak akan keluar. Jadi aman," kata dia.

Wolbachia adalah bakteri alami pada 60 persen serangga. Bakteri ini tidak menginfeksi manusia atau vertebrata yang lain, dan tidak menyebabkan manusia atau hewan menjadi sakit.

Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersiap menempatkan sebanyak 1.400 ember berisi telur-telur nyamuk aedes aegypti mengandung bakteri wolbachia di kawasan Kembangan Utara, Jakarta Barat pada 27 September 2024.

Nantinya setiap dua pekan sekali akan dipantau perkembangbiakan nyamuk. Melalui implementasi nyamuk ber-wolbachia diharapkan dapat menurunkan angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) di wilayah DKI Jakarta.

Baca juga: Jakarta Barat lepaskan nyamuk wolbachia untuk atasi DBD bulan ini

Maryati menambahkan implementasi nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia hanya tambahan inovasi untuk penanggulangan DBD. Pengendalian DBD yakni pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M Plus, larvasidasi yakni kegiatan pemberantasan jentik nyamuk dengan menaburkan bubuk larvasida ke tempat-tempat penampungan air, serta pengasapan fokus tetap dilakukan.

"Saat PSN, biasanya dilakukan pemeriksaan di ember-ember atau tempat menampung air, kecuali ember (berisi telur nyamuk ber-wolbachia) ini. Kalau tempat lain harus dikuras, disikat, tapi ember ini tidak perlu dibuang, disikat," kata dia.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024