dalam pemantauan telur ini, dibutuhkan peran orang tua asuh, yakni mereka yang bersedia agar lahan atau rumahnya ditempati ember-ember berisi telur-telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyiapkan sebanyak 1.400 ember berisi telur-telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia yang akan ditempatkan di kawasan Kembangan Utara, Jakarta Barat mulai akhir September.
"Kami akan melakukan implementasi dan rilis nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia pada 27 September 2024 di Kembangan Utara. Terdapat 1.400 ember berisi telur-telur nyamuk aedes aegypti yang akan kita tempatkan," kata Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Maryati Kasiman, M.K.K.K. dalam seminar daring yang disiarkan langsung di laman YouTube Pemprov DKI Jakarta, Rabu.
Baca juga: Peluncuran nyamuk berwolbachia di Jakarta Barat bukan lagi uji coba
Maryati mengatakan nantinya setiap dua pekan sekali akan dipantau perkembangbiakan nyamuk. Dia berharap populasinya semakin banyak sehingga dapat menurunkan angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) di wilayah DKI Jakarta.
Lebih lanjut, dalam pemantauan telur ini, dibutuhkan peran orang tua asuh, yakni mereka yang bersedia agar lahan atau rumahnya ditempati ember-ember berisi telur-telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia.
Baca juga: Jakarta Barat lepaskan nyamuk wolbachia untuk atasi DBD bulan ini
"Ember kadang-kadang di lapangan atau di luar rumah bisa ketendang, karena hujan bisa jatuh, maka kita butuh orang tua asuh untuk bisa memantau ember-ember berisi telur ber-wolbachia, agar telur bisa menetas menjadi nyamuk ber-wolbachia. Ember-ember nantinya diganti setiap dua pekan," jelas Maryati.
Nantinya, ada kader atau petugas puskesmas yang akan mendata siapa-siapa yang bersedia menjadi orang tua asuh nyamuk.
Maryati merujuk penelitian dari Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan implementasi nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia dapat menurunkan angka kejadian DBD sampai 77 persen. Lalu, menurunkan angka pasien rawat inap sampai 86 persen.
Baca juga: DKI: Populasi nyamuk ber-wolbachia minimal 60 persen tekan kasus DBD
"Aedes aegypti ber-wolbachia yakni di dalam tubuh nyamuk terdapat bakteri wolbachia. Merujuk penelitian, di dalam nyamuk ber-wolbachia yang dimasukkan virus dengue, ternyata virusnya tidak tumbuh. Potensi penularan demam berdarah dengue dengan adanya nyamuk ber-wolbachia bisa ditekan dan risikonya sangat rendah," jelas dia.
Jakarta Barat menjadi wilayah di DKI sekaligus kota kelima di Indonesia yang akan menerapkan teknologi ini Sebelumnya, teknologi serupa sudah dijalankan di kota-kota lain seperti Bandung, Semarang, Kupang, dan Bontang.
"Di luar negeri juga sudah dilakukan implementasi, seperti Malaysia, Singapura, China, dan beberapa negara lainnya," ucap Maryati.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024