Pengumpulan zakat di Indonesia belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Untuk itu, diperlukan analisis beban kerja dan penguatan kompetensi SDM amil
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) RI mendorong penguatan sumber daya manusia (SDM) dalam tata kelola zakat agar menjadi lebih optimal, demi meningkatkan kualitas pengelolaan zakat melalui pengembangan SDM amil zakat yang lebih kompeten.

"Pengumpulan zakat di Indonesia belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Untuk itu, diperlukan analisis beban kerja dan penguatan kompetensi SDM amil," kata Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag RI Waryono Abdul Ghafur dalam paparannya di acara ZedX Zakat Enrichment & Idea Exchange di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok, Jawa Barat, Rabu.

Baca juga: Baznas gulirkan Program ZChicken untuk berdayakan mustahik di Bandung

Waryono menekankan pentingnya penguatan SDM seperti amil zakat, sebab saat ini pengelolaan zakat di Indonesia masih menghadapi tantangan besar, terutama terkait kurangnya jumlah dan kualitas amil zakat yang memadai.

Ia juga menekankan pembangunan jalur karir yang jelas bagi para amil zakat, sehingga keberlanjutan dan efektivitas tata kelola zakat juga terbangun untuk masa yang akan datang.

Waryono merujuk pada teori Ibn Khaldun, bahwa peradaban maju maupun mundur ditentukan oleh kualitas SDM, di mana salah satu masalah utama adalah perpindahan SDM unggul ke negara lain, karena ketidakpuasan terhadap kondisi di negaranya sendiri.

"Dalam konteks zakat, SDM amil harus menjadi perhatian utama. Pembangunan SDM tidak bisa berjalan secara organik, tapi membutuhkan sistem yang jelas, termasuk penguatan kompetensi manajerial," tegasnya.

Baca juga: Dukungan Baznas turut membantu majukan usaha Kopi Lembur milik Fauzan

Waryono juga menyoroti bahwa motivasi kebanyakan amil zakat saat ini bukanlah tujuan utama, alias "tercebur menjadi amil". Ia menegaskan istilah ini tidak boleh lagi terjadi di kemudian hari, agar SDM amil berkualitas dalam pengelolaan zakat di dalam negeri dapat terbentuk.

Terlebih, kata dia, saat ini hanya terdapat 12.225 amil zakat yang melayani 238 juta umat Muslim di Indonesia, yang menurutnya sangat rendah untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pemberi zakat (muzaki) dan penerima zakat (mustahik).

"Kesenjangan ini harus segera diatasi melalui program-program strategis, seperti Zero Poverty Indonesia, dengan optimalisasi pengelolaan zakat serta pemberdayaan SDM amil yang lebih baik," tutur Waryono Abdul Ghafur.

Diketahui, gelaran ZedX Zakat Enrichment & Idea Exchange diikuti oleh sebanyak 150 peserta yang terdiri atas mahasiswa, dosen, amil zakat, serta perwakilan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI dan Forum Zakat.

Baca juga: Kemenag sebut zakat bantu tingkatkan ekonomi masyarakat

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024