Kiev (ANTARA News) - Perdana Menteri Ukraina Arseny Yatseniuk menuduh Rusia mengorkestrai bentrok di Odessa yang menewaskan lebih dari 40 orang aktivis pro-Rusia dan mengantarkan Ukraina ke ambang perang saudara.
Berbicara di Odessa, Yatseniuk menyerang pasukan polisi di kota pelabuhan di Laut Hitam itu dengan menyebut mereka lebih tertarik pada korupsi ketimbang menegakkan aturan. Organisasi teroris ini akan dibubarkan, kata dia.
BentrokJumat lalu itu adalah yang paling mematikan sejak Presiden terguling Viktor Yanukovich keluar dari Ukraina dan militan pro-Rusia memicu kerusuhan di wilayah timur Ukraina.
Bentrok itu juga menandai kekacauan serius pertama di luar wilayah timur sejak Yanukovich jatuh dan mengancam masa depan Kiev.
"Ada lusinan korban akibat aksi terencana dan terorganisir melawan rakyat, melawan Ukraina dan melawan Odessa," kata Yatseniuk kepada wakil-wakil organisasi massa.
Dia menepis tuduhan Rusia bahwa pihaknya memprovokasi pertumpahan darah di timur lewat operasi pemulihan kewenangan Kiev di beberapa kota yang dikuasai pemberontak.
"Proses dialog telah dimulai, namun dikaramkan oleh suara tembakan dari senjata otomatis buatan Rusia," kata dia.
Tapi hari Minggu ini Odessa relatif tenang. Karangan bunga diletakkan di luar gendung organisasi serikat pekerja yang dijaga polisi.
Melalui jejaring sosial, para aktivis pro-Rusia menyeru berkumpul di "Lapangan Kulikovo", yang menjadi fokus bentrok Jumat lalu, lapor kantor berita Interfax-Ukraina.
Kiev tengah mempersiapkan pemilu nasional 25 Mei, namun langkah menghadapi kendala di daerah timur di mana salah satunya kaum separatis mendeklarasikan "Repubik Rakyat Donetsk" dan berencana menggelar referendum 11 Mei nanti.
Yatseniuk yang kekuasaannya tidak diakui Moskow mengatakan akan memecat pasukan dalam negeri Odessa.
"Jika sistem penegakan hukum di Odessa tidak bekerja secara eksklusif pada 'Kilometer Ketujuh' dan tidak melindungi rakyat, maka organisasi teroris ini akan dibubarkan," katanya.
"Kilometer Ketujuh" adalah istilah yang diasosiasikan dengan korupsi dan pasar gelap. Komentar Yatseniuk ini mencerminkan keprihatian besar pada keandalan pasukan keamanan Ukraina, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014