Bandar Seri Begawan (ANTARA News) - Jumlah penangkapan yang berkaitan dengan penyalahgunaan dan perdagangan narkoba di Brunei telah meningkat menjadi hampir 50 persen pada 2013 dibandingkan dengan 2012, penyiar Radio Televisi negara Brunei (RTB), Sabtu.
RTB mengutip statistik yang dikeluarkan oleh Biro Pengawasan Narkotika bahwa mayoritas pelanggar narkoba adalah etnis Melayu Brunei, kalangan pengangguran dan mereka yang berusia di atas 31 tahun.
Sekitar 679 penangkapan dilakukan tahun lalu dibandingkan dengan 450 pada tahun 2012.
Di antara data itu, 570 laki-laki dan sisanya perempuan.
Statistik menunjukkan bahwa jumlah perempuan yang ditahan untuk kasus perdagangan narkoba meningkat dari 70 pada 2012 menjadi 109 pada 2013.
Dalam hal kewarganegaraan, dengan total 565 penduduk setempat ditangkap seiring dengan 40 penduduk tetap dan 73 warga asing.
Etnis Melayu terdiri jumlah tertinggi pelanggar. Sekitar 594 warga Melayu ditangkap, diikuti oleh 33 Tionghwa dan 52 orang dari berbagai ras.
Berdasarkan angka tahun 2013, pengangguran terdiri jumlah tertinggi dalam penangkapan.
Sekitar 396 orang pengangguran ditahan, diikuti 56 orang pekerja pemerintah, 169 orang pekerja sektor swasta, dan 49 orang pekerja independen, serta sembilan siswa sekolah.
Statistik Biro Pengendalian Narkotika menunjukkan, orang termuda yang ditangkap berusia di bawah 15. Tujuh dari mereka ditangkap pada tahun 2013, diikuti 47 anak-anak berusia antara 16- 20 tahun, 126 pemuda berusia 21-25, 149 orang berusia antara 26-30 dan 350 orang berusia di atas 31.
Dua jenis narkoba, methalymphetamine atau shabu dan ganja, adalah yang paling populer di antara penyalahguna narkoba. Namun, ada penurunan yang signifikan dalam penggunaan methalymphetamine.
Biro Pengendalian Narkotika bekerja sama dengan badan-badan penegak hukum lokal lainnya menjamin untuk mengintensifkan pengawasan terhadap obat ilegal, menurunkan perdagangan jumlah obat, menurunkan penyelundupan dan pelanggaran terkait lainnya di negara ini.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014