Rangkasbitung (ANTARA) -
Koordinator Sahabat Relawan Indonesia (SRI) Muhammad Arif menyebutkan lima anak warga Badui Dalam di Kampung Cibeo, Desa Kanekes membutuhkan obat tuberkulosis atau TBC untuk penyembuhan penyakit mereka.

"Kelima anak Badui Dalam itu diketahui positif TBC setelah dilakukan pemeriksaan yang melibatkan lima dokter dari IDI Serang serta 21 mahasiswa koas dari Fakultas Kedokteran Unjani Bandung," katanya saat dihubungi di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu.

Ia menyebut penanganan kelima anak Badui Dalam yang tertular bakteri Mycobacterium tuberculosis (TBC) itu membutuhkan pengobatan selama 6-9 bulan dengan minum obat tanpa terputus.

Menurut dia, hingga saat ini kelima anak Badui Dalam tersebut belum mendapatkan obat TBC yang dibutuhkan.
 
Karena itu, pihaknya berkoordinasi dengan Puskesmas Cisimeut sebagai wilayah tugas di kawasan masyarakat Badui agar berupaya agar cepat mendapatkan obat untuk mereka.
 
"Sebab, jika tidak mendapatkan pengobatan dipastikan kondisinya semakin terpuruk dan bisa menimbulkan kematian. Kami berharap kelima anak Badui Dalam itu segera mendapatkan pengobatan TBC dengan minum obat selama 6-9 bulan tanpa terputus agar jiwa mereka terselamatkan," kata Arif.

Kepala Pelaksana Harian Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, dr Budi Mulyanto, mengatakan pihaknya telah menginstruksikan kepada petugas Puskesmas Cisimeut agar segera mengambil obat ke Dinkes di Rangkasbitung untuk pengobatan kelima anak Badui Dalam yang positif teridentifikasi TBC tersebut.

"Kami berharap keluarga dapat mengawasi mereka saat meminum obat agar tidak terputus minimal selama enam bulan," kata dr Budi.

Baca juga: Budayawan kecam eksploitasi wanita Badui ke medsos 

Baca juga: SRI beri pertolongan warga Badui keguguran dirujuk ke RSUD Banten 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024