Jakarta (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI menggandeng sejumlah komunitas untuk melakukan sterilisasi kucing di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) guna mengendalikan populasi hewan liar di Jakarta. 
 
"Kita kerja sama dengan kawan komunitas juga untuk melakukan sterilisasi dan sosialisasi kepada seluruh masyarakat," kata Kepala Dinas KPKP DKI, Suharini Eliawati saat ditemui di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu.
 
Eli mengatakan sejumlah komunitas yang bekerjasama dengan pihaknya, yakni Radhiyan Pet and Care, Animal Defender hingga Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).
 
Dia mengatakan tentu ada yang suka maupun tidak suka terhadap hewan, namun bukan berarti jika tidak suka malah memusuhi kucing maupun hewan lainnya.

Baca juga: GBK evaluasi terkait petugas vendor yang bungkus kucing dengan plastik
 
Dia menambahkan, sudah menjadi tugas penting para pecinta hewan untuk bisa mengendalikan populasinya agar tidak mengganggu lingkungan.
 
Terlebih, Dinas KPKP DKI dan pihak GBK telah sepakat untuk mengimbau warga memberikan pakan secukupnya kepada kucing liar di kawasan itu.
 
"Memberikan pakan secukupnya saja, kemudian sekali waktu disisir kembali kalau ada sisa-sisa yang sudah tidak dimakan dan dibersihkan oleh teman-teman Dinas Lingkungan Hidup (LH)," ujarnya.
 
Kemudian, disarankan untuk memberikan pakan kucing liar di area yang tidak dilewati banyak orang beraktivitas olahraga demi keselamatan sesama.

Baca juga: KPKP Jaksel gandeng dokter hewan untuk sterilisasi kucing
 
Sementara itu, Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Jakarta Selatan menggandeng Komunitas Penyayang Kucing Sehati (KPKS) untuk melakukan pencarian dan penjemputan kucing liar agar dilakukan sterilisasi. Kemudian akan dikembalikan ke tempat semula.
 
Selain memastikan kesehatan kucing yang disterilisasi, tujuan adanya kolaborasi untuk mendukung anggaran program sterilisasi yang masih membutuhkan dana lebih dalam pelaksanaannya.
 
Dijelaskan biaya steril terbilang cukup mahal yakni paling murah bisa Rp300 ribu per ekor untuk jantan dan Rp550 ribu ekor untuk betina. Terlebih, jasa dokter tidak dikenakan biaya dalam kegiatan.

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024