Khusus untuk berita, saya sungguh berharap, siarkanlah berita yang akurat berdasarkan kebenaran, lakukan peliputan dan penyiaran secara `fair` (adil) dan `balance` (seimbang). Sebab saya melihat sejumlah TV menyiarkan berita tidak `fair` dan tidak `b

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peresmian Rajawali Televisi (RTV) di Jakarta, Sabtu, minta agar televisi menghindari pemberitaan yang tidak "fair" (tidak adil) dan tidak berimbang.

"Khusus untuk berita, saya sungguh berharap, siarkanlah berita yang akurat berdasarkan kebenaran, lakukan peliputan dan penyiaran secara fair (adil) dan balance (seimbang). Sebab saya melihat sejumlah TV menyiarkan berita tidak fair dan tidak balance," kata Presiden Yudhoyono.

Presiden dalam kesempatan itu menegaskan, saat ini berita merupakan suatu kebutuhan yang dapat memengaruhi alam pikiran manusia. Bila berita terus menerus buruk maka alam pikiran masyarakat juga akan negatif yang justru akan merugikan negara dan bangsa.

"Ibarat masyarakat kita meminum air yang keruh, seminggu ga apa-apa, tetapi kalau berbulan-bulan terus diminum, kita akan sakit. Masyarakat yang sakit tidak akan maju," kata Presiden.

Presiden dalam kesempatan itu mengungkapkan tiga harapan untuk RTV. Pertama, agar berkontribusi dalam mebangun masyarakat yang baik, the good society.

"Yaitu masyarakat yang ceria, yang bahagia, masyarakat yang rukun, saling sayang menyayangi, masyarakat yang tertib, taat hukum, ingin maju, dan terpenting adalah civilized, berperadaban," katanya.

Kedua, mencerdaskan kehidupan bangsa. Ketiga menginspirasi dan mengubah jiwa dan alam pikiran masyarakat menjadi lebih optimistis dan berpikiran positif.

Sementara itu, dalam peresmian RTV, Presiden hadir didamping Ibu Negara Ani Yudhoyono. Acara tersebut juga dihadiri sejumlah pejabat di antaranya Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto.

Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Panglima TNI Moeldoko dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam. Tampak pula mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

(M041/T007)

Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014