Jakarta (ANTARA) - Indonesia melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berbagi praktik baik dengan Malaysia mengenai kesehatan reproduksi remaja yang diselenggarakan pada 9-13 September 2024 di DI Yogyakarta untuk menindaklanjuti kebijakan Kerjasama Selatan-Selatan Triangular.

"Kami antusias untuk berbagi pengalaman Indonesia dengan Malaysia dan bertukar pengetahuan mengenai praktik terbaik dalam program kesehatan reproduksi remaja,” ujar Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN Ukik Kusuma Kurniawan dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan, kegiatan tersebut bertujuan untuk saling berbagi pengetahuan dan praktik baik tokoh agama dan tokoh masyarakat, utamanya yang berusia muda dalam aktivitas pengendalian kesehatan reproduksi remaja.

Ia juga mengemukakan, berbagai upaya telah dilakukan Indonesia untuk mengendalikan jumlah penduduk, termasuk melalui program Keluarga Berencana (KB) yang telah mendapatkan penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Karena keberhasilan Indonesia dalam melaksanakan program KB, pada tahun 2022 Indonesia meraih penghargaan sebagai juara kependudukan PBB (United Nation Population Award),” katanya.

Ukik juga menyampaikan pentingnya generasi muda terlibat mengedukasi teman sebaya terkait kesehatan reproduksi karena berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2020, jumlah penduduk Indonesia mencapai 270,2 juta jiwa dengan penduduk produktif usia 15-64 tahun sebesar 74,7 persen atau 191 juta jiwa.

"Jika diurutkan berdasarkan klasifikasi generasi, Indonesia mempunyai generasi milenial 24-39 tahun sebesar 25,87 persen atau 69,38 juta dan generasi Z 8-23 tahun sebesar 27,94 persen atau 74,94 juta orang," paparnya.

Ia menyebutkan salah satu program BKKBN, yakni Generasi Berencana (GenRe) yang dapat menjadi contoh bagi negara lain untuk memberikan edukasi pada remaja tentang kesehatan reproduksi.

“Ada program GenRe yang dikembangkan BKKBN untuk memberdayakan generasi muda dan teman sebayanya, terutama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan pengetahuan kesehatan reproduksi, serta mewujudkan revolusi mental dan perkembangan kebudayaan,” katanya.

Sementara itu, Head of Malaysia Delegate Ahmad Azri Bin Ahmad memperkenalkan program remaja yang telah dijalankan di Malaysia, yakni “Kafeteen”.

Ia menjelaskan, program Kafeteen membantu kalangan remaja berusia 13-24 tahun untuk menghadapi masa remaja dengan nyaman, aman, dan penuh keyakinan, yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi dan sosial.

Sementara itu, Representatif Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Population Fund (UNFPA) Indonesia Hassan Mohtashami yang hadir secara virtual menyebutkan, kerja sama Indonesia-Malaysia menjadi momentum yang baik untuk menunjukkan peran penting remaja dalam mengedukasi teman sebaya terkait kesehatan reproduksi.

“Ketika berbicara kesehatan reproduksi, seringkali perspektif remaja terlupakan, atau ketika bicara dengan remaja, pendekatannya kurang tepat karena yang berbicara orang dewasa. Namun, ketika remaja yang memimpin prosesnya, ia bisa menjadi agen untuk mendorong perubahan pada teman-temannya melalui komunikasi yang dibangun,” kata Hassan.

Baca juga: BKKBN: Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun alami kenaikan

Baca juga: Kemenko PMK ajak remaja putri perhatikan kesehatan reproduksi

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024